Vice President Special Project Network Smartfren, Munir Syahda Prabowo, memaparkan, ada beberapa skema penawaran untuk pelanggan agar bersedia pindah dari teknologi CDMA lawas.
Namun kalaupun tak berkenan, maka Smartfren pun tetap akan terus melayani dan takkan membunuh CDMA sampai akhirnya layanan itu takkan ada lagi yang menggunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, dari total spektrum 11 MHz di dua band (A dan B) yang dimiliki Smartfren di 850 MHz, hingga saat ini digunakan oleh 10 juta pelanggan yang masih menggunakan teknologi CDMA.
Masalahnya, tidak semua pelanggan bisa beralih dari frekuensi 850 MHz Band B menuju ke Band A. Munir tak menyebutkan detail jumlahnya, namun menurutnya, kendala tersebut adalah pelanggan yang tak bisa beralih itu adalah mereka yang masih memakai ponsel fitur.
"Baru 80% handset pelanggan yang sudah ready all band CDMA, maksudnya bisa dipakai di 850 MHz untuk Band A atau B. Nah, yang 80% ini sudah tidak masalah," terang Munir.
Artinya, dari sekitar 10 juta pelanggan yang disebutkan, sudah ada sekitar 8 juta orang yang bisa memakai Band A atau B. Sedangkan 20% sisanya, atau sekitar dua juta pelanggan, adalah mereka yang memakai feature phone atau hanya bisa di satu Band B itu saja.
"Itu masih berupa analisis saja, belum kita hitung pasti jumlahnya berapa. Riilnya bisa saja lebih kecil. Jadi nanti kalau ada persoalan, akan kami tangani case by case," pungkasnya.
Nah, dari masalah per kasus itulah nantinya Smartfren akan membuat penawaran handset ke pelanggan. Apakah tetap akan stay di CDMA atau berpindah ke 4G LTE.
"Rencana kami menawarkan mereka untuk pindah ke 4G. Nanti disiapkan program agar pengguna feature phone mau pindah. Tapi kalau mereka tidak mau dan tetap menggunakan CDMA ya tidak apa-apa," pungkas Munir. (rou/ash)