Menurut Head of Network Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo, layanan ini saat ini baru dalam tahap uji coba terbatas di kantor mereka yang ada di bilangan BSD Tangerang.
"Uji coba ini dilakukan dengan menggandeng vendor seperti Qualcomm dan Nokia. Nanti H-7 atau seminggu sebelum Lebaran, keran uji cobanya kita buka untuk umum," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Smartfren belakangan memang gencar mendorong penetrasi penggunaan layanan 4G LTE. Sejauh ini, kata Munir, sudah ada sekitar 1,5 juta pelanggan yang telah menggunakannya.
Sementara menurut Franky Oesman Widjaja, Chairman Sinarmas Group yang menaungi Smartfren, angka penetrasi pelanggan 4G bisa tumbuh pesat berkat edukasi masyarakat dan strategi handset murah.
"Saya yakin pertumbuhan 4G ini tidak akan memakan waktu yang lama seperti adopsi dari 2G ke 3G. Dulu, 2G ke 3G itu kira-kira butuh waktu 10 tahun. Nah kalau 3G ke 4G bisa lebih cepat, kira-kira hanya perlu waktu tiga tahun saja," katanya.
Lebih lanjut, komposisi layanan tradisional dari para operator telekomunikasi seperti voice sudah mulai tergerus oleh data. Namun hal ini dijadikan peluang bagi Smartfren yang menyuguhkan layanan voice LTE atau VoLTE.
Secara teknis, VoLTE itu memang panggilan suara berbasis data, namun berbeda dengan aplikasi seperti WhatsApp call, Line call atau BBM voice. Karena voLTE sejatinya bukan aplikasi pihak ketiga.
Sejumlah kelebihan VoLTE adalah suara jernih, meminimalisir noise, dan call setup yang cepat. Pada Mei kemarin, Smartfren menyatakan pengguna aktif VoLTE sudah mencapai 50 ribu pengguna. Franky turut optimis VoLTE akan diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Awal tahun 2017 besok saya rasa VoLTE sudah bisa mulai diadopsi lebih luas lagi oleh masyarakat dan tanpa batas handset, semuanya tergantung operatornya bisa atau tidak. Namun VoLTE ini suaranya jernih sekali seperti Dolby, jadi sudah seharusnya makin banyak digunakan," pungkas Franky. (rou/rou)