Dalam penyambutan pendaratan Elang Timur di lapangan Murjani Banjar Baru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, GM Sales & Marketing Management Pamasuka Ricky E Panggabean menyebutkan, tantangan bisa datang baik dari segi teknis maupun non teknis.
"Pertama masalah perizinan. Sejak awal Telkomsel berkoordinasi dengan banyak stake holder, banyak pihak dan kita harus comply dengan aturan," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar Jumat (29/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini menurut kami penerbangan drone cukup baik. Tantangan yang ada bisa diatasi. Tantangan lainnya adalah cuaca," paparnya.
Faktor cuaca seperti angin dan hujan memang menjadi lawan yang sulit dikalahkan. Mengantisipasi hal ini, setiap tim Elang Nusa memiliki drone cadangan.
Elang Nusa sendiri menggunakan tiga jenis drone, yakni drone engine, drone electric, dan drone multi rotor DJI Phantom. Khusus drone engine, memerlukan asupan bahan bakar berupa bensin.
![]() |
Dikatakannya, asupan bahan bakar pun menjadi tantangan tersendiri bagi jalur perlintasan Elang Timur. Pasalnya, beberapa wilayah Indonesia Timur cukup sulit mendapatkan bahan bakar.
"Waktu di Sorong kita gak dapat Pertamax. Tapi karena bahan bakar harus diisi, kita gunakan Premium. Pengaruhnya tenaga drone kurang maksimal, stabilisasi mesin sama powernya," kisah Herman.
Untungnya, persiapan matang dan sejumlah antisipasi untuk berbagai kondisi, membantu Elang Timur bisa tetap melanjutkan perjalanan dari Sorong menuju Ambon, Manado, Balikpapan dan mendarat di Banjarmasin. Setelah menyapa Kota Seribu Sungai ini, Elang Timur dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, yakni Makassar.
![]() |
"Berkat kehadiran mobile broadband, saat ini masyarakat Indonesia semakin terhubung satu sama lain. Kehadiran layanan broadband dari Telkomsel yang berkualitas di berbagai daerah seperti di Banjarmasin ini, kami harap juga akan mendorong produktivitas masyarakat di berbagai aspek seperti dari sisi ekonomi, pariwisata, industri kreatif, dan lainnya," ujarnya.
Elang Nusa berlangsung selama satu bulan penuh, mulai dari 14 April hingga 14 Mei 2016. Dalam ekspedisi ini, Telkomsel mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama menguji keandalan jaringan broadband Telkomsel, melalui video streaming yang disiarkan dari dua buah drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dengan bentangan sayap hingga 2,5 m yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia.
Dalam ekspedisi ini, dua buah drone berukuran besar tersebut diterbangkan secara bersamaan, menempuh Jalur Barat (Elang Barat) dan Jalur Timur (Elang Timur) Indonesia sepanjang 8.500 km.
Selama program, kedua drone akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan Telkomsel ke www.telkomsel.com/elangnusa, sehingga masyarakat dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun recorded.
Elang Barat yang memulai perjalanannya dari Sabang, menempuh beberapa kota diantaranya Medan, Palembang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Malang.
Sementara Elang Timur, yang memulai perjalanannya dari Merauke, bergerak melewati Sorong, Ambon, Manado, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, dan Labuan Bajo. Di akhir perjalanan, kedua drone akan bertemu dan mendarat di Garuda Wisnu Kencana, Bali.
Video streaming Elang Nusa yang ditayangkan Telkomsel melalui link video streaming di situsnya rupanya kebanjiran peminat.
Hanya dalam waktu 2,5 jam sejak drone yang diterbangkan Telkomsel dari penjuru Sabang dan Merauke, jumlah pemirsa yang tercatat nyaris tembus sejuta. Angka itu pun tercatat terus mengalami peningkatan, seiring petualangan drone menyambangi berbagai daerah.
"Sejak mulai terbang 14 April lalu, trafiknya sekarang mencapai 14 juta views secara keseluruhan, itu untuk Elang Barat dan Elang Timur. Trafik biasanya meningkat saat siaran live streaming pendaratan, karena kita ramai-ramai begini orang jadi penasaran melihat ke situsnya," tambah GM Sales & Marketing Management Pamasuka Ricky E Panggabean.
Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia. (rns/asj)