Demikian diungkap Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan, saat ditemui usai acara registrasi prabayar bersama seluruh operator di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (15/12/2015).
Dia mengatakan, ada pertimbangkan untuk menggabungkan tender 2,1 GHz dengan 2,3 GHz. Alhasil, proses tender 3G akan mundur dari rencana semula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanyakan apakah menggunakan skema beauty contest, Iwan mengatakan masih dalam pembahasan di Badan Regulasi telekomunikasi Indonesia (BRTI). Tapi menurutnya beauty contest dinilai yang paling pas. Karena disesuaikan floor price yang ada dan kebutuhan.
"Untuk 2.100 MHz, saya cenderung beauty contest, kalau lelang bisa membuat harganya melambung tinggi. Dulu yang di 2,3 GHz masih tinggi-tinggian kan, sekarang baru terasa ketinggian. Mereka mengeluh itu ketinggian," ujarnya.
Seperti diketahui saat ini terdapat dua blok 3G atau 2X5 MHz (10 MHz) yang akan dilelang di spektrum frekuensi 2,1 GHz. Semua operator telah menyatakan minatnya untuk mengikuti tender ini.
Sementara di frekuensi 2,3 GHz tersisa 30 MHz lisensi nasional dan 30 MHz lisensi lokal. Mekanisme seleksi sendiri kata Iwan belum diputuskan apakah akan menggunakan skema beauty contest atau lelang.
"Saat ini ada dua usulan dari masayarakat, langsung 1x30 MHz atau 3X10 MHz. Soalnya LTE TDD itukan cukup 10 MHz," pungkasnya
(rou/rou)