Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
'Smart City Tak Perlu Regulasi, Kalau Sukses Tinggal Contek'

'Smart City Tak Perlu Regulasi, Kalau Sukses Tinggal Contek'


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Menkominfo Rudiantara (asj/detikINET)
Jakarta -

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menilai, program smart city tak perlu dibuatkan regulasi yang mewajibkan tiap kota di Indonesia menggunakan standardisasi yang sama.

"Smart city jangan dibuat regulasi yang sama di tiap kota," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu usai meluncurkan 4G secara nasional bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja di Museum Nasional, Jumat (11/12/2015).

Ia menjelaskan, maksud perkatannya tentang tak perlunya standard regulasi itu agar tiap kota bisa mengembangkan sendiri smart city yang dibutuhkan sesuai dengan karakteristik kotanya masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makassar, misalnya, mau fokus di kesehatan, ya silakan. Bupati Banyuwangi Azwar Anas mau lain lagi, atau Ridwan Kamil mau bikin smart city versi Bandung, boleh-boleh saja. Biar tiap kota bisa saling belajar dan jadinya lebih cepat. Kalau sukses di sini ya tinggal contek saja di situ," jelasnya.

Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

Untuk menyukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.

Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi sebuah wacana belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih difokuskan atau dimaksimalkan salah satunya.

Misalnya, kota Copenhagen. Kota yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang lingkungan. Karena hal ini, Copenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar di dunia.

Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi informasi. Tidak aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia.

Kota lain yang sudah mengadopsi smart city adalah Dubai di Uni Emirat Arab. Mereka sadar tak selamanya bisa menggantungkan hidup dari migas. Inisiatif smart city dengan mengandalkan Internet of Things (IoT) pun digarap serius lewat program Smart Dubai melalui pilot project Dubai Design District (d3).

(rou/asj)







Hide Ads
LIVE