Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Palapa Ring Tidak Anti Asing, Asalkan...

Palapa Ring Tidak Anti Asing, Asalkan...


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Jakarta - Pemerintah tidak menutup pintu bagi asing untuk ikut serta dalam Palapa Ring.β€Ž Asalkan, menurut Menkominfo Rudiantara, kendali utama dari mega proyek ini tetap ada di tangan perusahaan lokal.

"Kalau ada peserta tender yang bikin konsorsium dimana ada investor asing, ya boleh saja asal tidak mayoritas. Kita mau kontrol tetap di pemain lokal, maksimal 51% lokal, 49% asing,” tegas Chief RA -- sapaan akran Rudiantara kepada detikINET di Bandung, Minggu (27/9/2015).

Dijelaskannya, Tender Palapa ring versi Kabinet Kerja ini menarik banyak sejumlah pemodal asing. Mereka mau ikut membiayai karena ada jaminan dari pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, skema jaminan pemerintah ini yang tengah dibahas. Ada yang usul pemerintah bayar fixed saja tiap tahun, tapi saya bilang itu tak menarik,” ulasnya.

Menurutnya, pemerintah menginginkan pemenang harus bisa memenuhi konsep lease subsidy tetapi ada level layanan yang harus dipenuhi. Nanti last mile dari Palapa Ring ini bisa nirkabel atau serat optik, tergantung kondisi geografis.

"Kalau menurut saya sih kita bikin saja seperti pesawat perintis. Kalau misalnyaβ€Ž ada 15 kursi dan cuma terisi 10, berarti lima kita subsidi," papar Rudiantara memberikan ilustrasi.

Sebelumnya, delapan perusahaan telah lolos tahap prakualifikasi proyek pembangunan jaringan tulang punggung serat optik senilai USD 230,64 juta itu.

Tiga dari delapan perusahaan yang lolos tahap prakualifikasi ini merupakan operator telekomunikasi yakni Telkom, Indosat, dan XL Axiata.

Selain itu, ada beberapa konsorsium gabungan beberapa perusahaan. Kedelapan perusahaan yang lolos tersebut dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pembagian tiga paket proyek Palapa Ring jilid II yakni Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur.

Pada paket Barat yang mencakup lima kabupaten/kota di Indonesia Barat dengan bentangan serat optik di laut sepanjang 1.122 km dan diestimasi menelan biaya sebesar USD 40,39 juta, akan diikuti oleh enam perusahaan yakni iForte Solusi Infotek, Indosat, Konsorsium Mora Telematika Indonesiaβ€”Ketrosden Triasmitra, Konsorsium Super Sistem Ultimaβ€”Huawei, Telkom, dan XL.

Pada paket Tengah yang meliputi 17 kabupaten/kota di Indonesia bagian barat dengan bentangan serat optik di darat serta laut sepanjang 1.676 KM, diestimasi akan menelan dana USD 47,08 juta akan diikuti oleh enam perusahaan yakni PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium Pandawa Lima, Konsorsium Super Sistem Ultimaβ€”Huawei, Telkom dan XL.

Terakhir pada paket Timur yang meliputi 35 kabupaten/kota di wilayah timur sepanjang 5.681 KM di laut dan darat dengan perkiraan proyek USD 143,18 juta akan diikuti oleh PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium PT Matra Mandiri Primaβ€”PT Hitachi High Technologies Indonesiaβ€”PT Partibandar Utama, Konsorsium Super Sistem Ultimaβ€”Huawei, Telkom dan Huawei.

Penyelenggara Palapa Ring nantinya ditargetkan dapat menyediakan kecepatan akses minimal 20 Mbps di perkotaan dan 10 Mbps di pedesaan.

Proyek Palapa Ring akan dikerjakan melalui skema kemitraan pemerintah dengan badan usaha (KPBU) berdasarkan Perpres No. 38/2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Dalam beleid yang ditandatangani Presiden Joko Widodo itu disebutkan badan usaha meliputi BUMN, BUMD, badan usaha swasta, badan usaha asing, dan koperasi. Para pemenang lelangβ€”atau yang ditunjuk langsungβ€”akan membentuk badan usaha pelaksana KPBU berbentuk perseroan terbatas.

Perpres tersebut mengizinkan menteri selaku penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK) untuk membiayai sebagian kebutuhan pendanaan. Selain itu, PJPK dapat memberikan insentif perpajakan kepada badan usaha.

(rou/ash)







Hide Ads