Angka tersebut memang masih kalah dengan hasil yang detikINET dapat saat pengujian jarinagan 4G Smartfren di Bali yang sampai mengukir kecepatan 49 Mbps.
Namun menurut Munir S.P, Head of Network Special Project Smartfren, hasil tersebut terbilang bagus. Pasalnya BTS 4G LTE Smartfren di kota Pahlawan belum begitu banyak. Sayangnya, Munir tak menyebut berapa jumlahnya pastinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikINET sempat menjajal kecepatan di beberapa jalan utama Surabaya, kecepatannya stabil di belasan Mbps. Sementara di daerah pinggiran kota kecepatan agak menurun menjadi di bawah 2 Mbps.
Saat ditanyakan mengenai hal ini, Munir mengakui kualitas sinyal 4G LTE Smartfren belum sempurna. "Dari daerah yang kita lalui, 40% memang belum begitu baik. Tapi saat nanti dikomerisalisasi kecepatannya akan lebih stabil karena jangkauannya sudah layak," timpalnya.
Untuk tahap komersialisasi di Surabaya sendiri, Smartfren berencana mengelarnya pada semester kedua 2015. Sebagai informasi, jaringan 4G LTE Smartfren berjalan di atas spektrum frekuensi 850 MHz dan 2.300 MHz.
Menariknya, Smartfren juga menggunakan dua teknologi 4G LTE berbeda di masing-masing frekuensi tersebut. Pertama, 4G LTE berjenis FDD (Frequency Division Duplex) di spektrum frekuensi 850 MHz. Sementara untuk frekuensi 2.300 MHz, Smartfren menggunakan teknologi TDD (Time Division Duplex).
Dengan penggunaan teknologi 4G LTE - TDD juga dimungkinkan kapasitas yang lebih besar bagi Smartfren, sehingga diklaim bisa menangani lebih banyak pelanggan.
(ash/ash)