Seakan sudah menjadi tradisi, operator telekomunikasi berlomba-lomba untuk melakukan uji jaringan (network drive test) menjelang bulan Ramadan. Nah, sebenarnya, bagaimana sih proses dari uji jaringan tersebut? Apakah klaim 'layanan prima' dari hasil uji jaringan sekadar lips service?
Hanang Setiohargo, VP Network Quality Management Telkomsel menjelaskan, drive test merupakan salah satu metode pengukuran layanan yang dilakukan untuk mengamati dan memantau kinerja jaringan seluler secara lapangan dalam hal pelanggan. Jadi tujuan drive test adalah untuk memastikan performansi jaringan sesuai kriteria yang dipersyaratkan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sendiri punya acuan untuk drive test yang dilakukan operator. Berdasarkan Peraturan Menkominfo no. 16 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Bergerak Seluler, target standar layanannya adalah sebagai berikut:
-. Presentase jumlah panggilan yang tidak mengalami dropped call dan blocked call minimal 90%
-. Presentase dropped call maksimal 5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
-. Pengukuran layanan panggilan dan layanan data sepanjang rute.
-. Untuk layanan panggilan suara melakukan panggilan selama 2 menit jeda 30 detik dan diulang selama rute perjalanan.
-. Untuk layanan data melakukan unduh file 10 MB dan diulang selama rute perjalanan.
-. Menggunakan ponsel sebagai alat ukur drive test.
Kemudian hal-hal yang diamati dari drive test adalah:
-. Kuat daya pancar dan daya terima handset (coverage)
-. Tingkat kesuksesan akses jaringan (CSSR/Call Setup Success Rate)
-. Tingkat kontinuitas panggilan (CCSR/Call Completion Success Rate)
-. Lamanya waktu pembangunan panggilan (CST/Call Setup Time, PDP Context Time)
-. Kualitas suara (MOS/Mean Opinion Score) dan speed (Data Throughput)
"Untuk menguji panggilan dan dropped call, sebenarnya yang disyaratkan Kominfo itu selama 1 menit untuk pengujian. Tapi kita membawa risiko yang lebih tinggi menjadi selama 2 menit. Karena tipikal pelanggan kita mengobrol 1 menit kurang," ujar Hanang saat pemaparan drive test Telkomsel di Bali.
Ribuan Kilometer
Telkomsel sendiri, untuk memastikan kesiapan jaringannya menyambut Ramadan, sampai harus meniti ribuan kilometer jalur mudik. Detailnya adalah 2.255 km di sepanjang jalur mudik Pulau Jawa, 1.689 km di jalur kereta Pulau Jawa, 6.135 km jalur mudik Pulau Sumatera, serta 147 km dari Banyuwangi ke Denpasar.
Khusus untuk drive test dari Banyuwangi-Denpasar yang juga diikuti oleh media tercatat Telkomsel memiliki total 1.146 BTS. Adapun angka rata-rata yang diperoleh dari drive test ini adalah: CSSR 98,83%, CST 5,77s, CCSR 98,08%, MOS 97,83% serta Data Throughput 1,970 Mbps.
Di sepanjang jalur mudik utama Pulau Jawa sepanjang 3.800 km (jalur mobil dan kereta), kesiapan jaringan Telkomsel juga dapat terlihat dari hasil drive test, dimana skor yang diperoleh: CSSR 97,73%, CST 6,38s, CCSR 98,08%, MOS 95,47% dan Data Throughput 1,536 Mbps.
Sementara di jalur Sumatera sepanjang 6.135 km hasi uji jaringan Telkomsel mengukir skor CSSR 99,23%, CST 7,01s, CCSR 97,91%, MOS 95,47% dan Data Throughput 1,995 Mbps.
Hanang menjelaskan, dari pengujian ini terlihat bahwa hampir seluruh jalur mudik sudah di-cover oleh jaringan Telkomsel. Adapun diakui juga masih ada beberapa area yang bertanda merah. "Ini bukan lantaran ketiadaan sinyal, tetapi hanya pancaran sinyalnya yang masih kurang. Tapi akan terus kita kebut (optimalisasi jaringan-red.) sampai seminggu sebelum Lebaran atau masuk frozen period, dimana kita gak boleh lagi melakukan perubahan di network," tandasnya.
(ash/rou)