Perlu waktu yang cukup lama antara perbankan dan industri telekomunikasi agar mau duduk bersama membentuk konsorsium untuk menggelar layanan inklusi finansial branchless banking.
Tak bisa dipungkiri, sempat timbul kekhawatiran dari sektor perbankan bahwa pasarnya akan tergerus jika industri telekomunikasi masuk.
Itu sebabnya perlu waktu dua tahun lebih untuk mewujudkan kerja sama antara Bank Mandiri dan tiga operator seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Hery Gunardi, Direktur Consumer Bank Mandiri, ada perbedaan dalam kecepatan antara perbankan dan telekomunikasi dalam akuisisi pelanggan. Selain itu, biaya yang dibutuhkan oleh bank untuk ekspansi tidaklah murah.
"Kita butuh Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar untuk membuka kantor cabang. Itu sebabnya, solusinya adalah branchless banking," ujarnya dalam peluncuran Rekening Hape di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (27/4/2015).
Diskusi antara Bank Mandiri dan tiga operator seluler ini telah berlangsung sejak 2,5 tahun lalu. Hal ini tak dipungkiri karena sempat timbul kekhawatiran akan terjadi saling mangsa
"Tak perlu khawatir, telko tak akan melakukan fungsi bank seperti saving and loan. Kami cuma enabler, punya ekosistem dan infrastruktur saja," kata Randy Pangalila, Group Head Mobile Financial Services Indosat.
Hal yang sama juga ditegaskan Chief Digital Services Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya. Menurutnya sinergi ini menjadi bukti bahwa kekhawatiran yang sempat timbul sebelum ini ternyata tak terbukti.
"Dengan kerja sama ini, Bank Mandiri akan menggunakan keahliannya dalam mengelola uang, sementara kami operator seluler punya jaringan dan punya pengalaman dalam mengelola agen," ujar Yessie.
Less Cash Society
Selain membidik 120 juta pelanggan yang belum tersentuh bank, konsorsium branchless banking yang dibentuk bersama Bank Mandiri ini nantinya diharap bisa ikut mendongkrak layanan e-money masing-masing operator sehingga misi untuk less cash society atau masyarakat non-tunai bisa terwujud.
"Sinergi ini merupakan upaya mendukung program pemerintah untuk mewujudkan less cash society," kata Direktur Planning & Transformation Telkomsel Edward Ying, dalam peluncuran Rekening Hape di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (27/4/2015).
Langkah ini juga sesuai dengan visi Telkomsel dalam mendorong terciptanya masyarakat digital Indonesia. Apalagi operator itu punya140 juta pelanggan dan jangkauan jaringan yang tersebar hingga ke pelosok siap untuk mendukung inisiatif ini.
Sejauh ini, layanan yang digarap bersama oleh satu bank dan tiga operator itu baru tersedia di tiga kota di Jawa Barat, yaitu Bandung, Garut, dan Tasikmalaya dengan jumlah 1.500 nasabah melalui 41 agen yang bermitra untuk Rekening Hape.
Sementara Yessie dari XL mengatakan, faktor penting kesuksesan layanan ini ada di para agen. Ia menargetkan jumlah agen Rekening Hape dapat tumbuh menjadi 1.700 pada akhir 2015 di seluruh Indonesia.
Seperti diketahui, Rekening Hape memanfaatkan nomor telepon seluler nasabah sebagai nomor rekening. Verifikasi dan transaksi dapat dilakukan lewat USSD *141*141# dari semua ponsel.
Para agen yang telah ditunjuk akan menjadi perpanjangan tangan bank di desa untuk menjangkau nasabah. Nasabah juga dapat tarik tunai tabungannya dari mesin ATM Bank Mandiri dan jaringan ATM Bersama.
Konsep branchless banking, menurut Yessy, sukses diterapkan di Kenya melalui layanan M-Pesa dan bKash di Bangladesh. Di Indonesia, Bank CIMB Niaga telah lebih dulu menggelar layanan Rekening Ponsel.
(rou/ash)