Smartphone memang bukan lagi barang mewah. Dengan modal Rp 1 juta saat ini sejatinya sudah bisa menenteng ponsel pintar ke mana-mana. Meski demikian, bukan berarti semua orang langsung berbondong-bondong bermigrasi dari feature phone ke smartphone.
Seribu satu alasan menjadi penghalang pengguna untuk mencicipi smartphone. Mulai dari harga yang dianggap masih tinggi, malas belajar lagi, belum dipandang perlu dan alasan lainnya hinggap di kepala pengguna.
Kondisi ini tentu tak bisa didiamkan, terlebih bagi operator telekomunikasi, vendor pembuat ponsel dan distributor. Sebab ketika smartphone itu lebih merakyat digunakan oleh lebih banyak orang, tentu menjadi kabar baik bagi bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan kerjasama yang dilakukan di Meda pada 11 April 2015. Acara ini dihadiri oleh Direktur Marketing Telkomsel, Direktur Sales Telkomsel, CEO Device Principle serta CEO Distributor.
Misi mulia ditekan dalam kolaborasi ini, yaitu untuk memberikan pelanggan pengalaman terbaik dalam menggunakan smarphone dan dalam menikmati mobile internet serta berbagai layanan digital lifestyle.
Vice President Prepaid & Broadband Marketing Telkomsel Ririn Widaryani mengungkapkan, saat ini Telkomsel memiliki lebih dari 140 juta pelanggan, dimana sekitar 90 juta di antaranya merupakan pelanggan 2G.
"Telkomsel sendiri punya target 55 juta pengguna smartphone sampai akhir tahun 2015. Dan sampai bulan Februari, masih kurang 16 juta pengguna," ujarnya saat berbincang dengan media di Hotel Grand Aston City Hall, Medan, Sabtu (11/5/2015).
Ditegaskan Ririn, kolaborasi bundling ini merupakan strategi kritikal bagi Telkomsel untuk mengejar target 2015. "Termasuk untuk mendorong migrasi ke smartphone sebanyak 3 juta pelanggan di 6 kota yang dibidik (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar dan Bali)," lanjutnya.
Jadi bagi Telkomsel ini adalah sebuah milestone karena masa depan bisnis seluler berasal dari pertumbuhan data, dan pertumbuhan data salah satunya bisa digenjot dengan merakyatkan penggunaan smartphone serta mengedukasi cara optimalisasinya.
"Wujud kolaborasi ini berbagai macam. Mulai dari menawarkan paket menarik, terjangkau, serta difasilitasi dengan paket data dari Telkomsel," Ririn menambahkan.
Untuk harga dipastikan beragam. Sebab yang digandeng adalah vendor mulai dari Mito, Evercoss, BlackBerry, Samsung hingga Apple. Tinggal terserah mana yang mau dipilih pengguna.
Dari data internal Telkomsel, area Sumatera tercatat sebagai wilayah yang paling rendah dalam penetrasi smartphone, cuma 23%. Disusul oleh Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) dengan 26%-27%, Jateng-Jatim-Bali-Nusra 40%, dan paling tinggi area 2 yang diisi oleh Jabotabek-Jabar dengan 50%.
"Jadi peluangnya masih sangat besar. Makanya kita perlu program masif untuk bisa lebih memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang smartphone," Ririn menandaskan.
(ash/fyk)