Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Pertaruhan Hidup-Mati Telkom Pasca Lepas Flexi

Pertaruhan Hidup-Mati Telkom Pasca Lepas Flexi


- detikInet

Jakarta -

Tak bisa dipungkiri, Telkom sangat mengandalkan Telkomsel yang menghasilkan 70% lebih pendapatan. Tanpa anak usahanya itu, bisnis Telkom mungkin telah lama mati ketinggalan zaman.

Sebagai incumbent, Telkom tak bisaΒ lagi mengandalkan telepon kabel sebagai tulang punggung pemasukannya. Era kejayaan PSTN telah lama berlalu. Bahkan Flexi yang semula dijadikan andalan berikutnya, kini juga telah dilepas.

"Itu sebabnya saya bilang, keputusan terbaik yang pernah dibuat oleh Telkom itu adalah terjun ke bisnis mobile pada 1995, yaitu membentuk anak usaha Telkomsel," kata Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Telkom melepas unit bisnis Flexi dan memindahkan empat juta pelanggannya ke Telkomsel, diakui belum ada bisnis lain yang benar-benar bisa dijadikan jagoan agar rapor keuangan BUMN telekomunikasi itu tak cuma mengandalkan Telkomsel.

Namun kondisi itu malah memacu Dian yang pernah membesarkan Flexi, agar Telkom kembali bangkit dan kembali berjaya di era internet broadband saat ini. Telkom tak mau tinggal diam di pasar ritel pasca ditutupnya layanan Flexi, Juni mendatang.

Operator pelat merah ini telah menyiapkan layanan triple play yang menawarkan akses Internet, Internet Protocol TV (IPTV), dan telepon rumah dengan merek dagang Indihome untuk merangsek pasar ritel telekomunikasi nasional.

Kekuatan dari IndiHome pada infrastruktur Fiber To The Home (FTTH) yang mampu menawarkan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps. Selain itu juga ada konten UseeTV yang sudah didukung gambar High Definition (HD), dan gratis telepon 1.000 menit jangkauan lokal atau interlokal.

β€œKami memasuki minggu ketiga menjual IndiHome sudah mendapatkan 45 ribu pelanggan baru. Targetnya tahun ini pelanggan IndiHome ada tiga juta pengguna. Pasokannya berasal dari satu juta pengguna Speedy lama yang migrasi dan dua juta hasil nett sales,” ungkap Dian.

Perlu diketahui, Speedy adalah merek lama dari layanan Fixed Broadband milik Telkom yang menggunakan infrastruktur copper wire, dimana optimal pada kecepatan sampai dengan 2 Mbps, akan terus dikurangi.

Produk Speedy selama ini cenderung ditawarkan dalam skema single product atau unbundled. Sebanyak 85% pelanggan Speedy masih menggunakan paket layanan dengan kecepatan di bawah 1 Mbps.

β€œBrand Speedy sudah saya bakar. Sekarang kita bicaranya IndiHome. Ini akan menjadi katalis bagi Telkom di masa depan. Sekarang kita miskin, tapi tunggu saja, dua tahun lagi kita kaya," tegas mantan bos Flexi dan Telkom Internasional Hong Kong itu.

Dalam kalkulasi Dian, apabila target pelanggan IndiHome tercapai akan ada tambahan Rp 1,25 triliun di luar target Rp 8,25 triliun bagi pendapatan direktorat konsumer yang dipimpinnya.

"Jika di 2016, ada tambahan pelanggan yang sama bisa dapat pendapatan Rp 18 triliun, dan di 2017 bisa tembus sekitar Rp 21 triliun. Karena itu saya tegaskan kepada armada Telkom, ini titik di mana kita tak bisa kembali lagi, either we win or die,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, guna memanjakan pelanggan, sedang dipikirkan skema bundling lebih seksi yakni dengan menambahkan layanan Wifi.id dan bisa menelepon ke nomor Telkomsel dengan gratis.

"Lagi dihitung, misalkan tambah nominal tertentu, fasilitasnya ditambah. Konsep IndiHome ini adalah memaksimalkan semua alat produksi yang dimiliki Telkom, kita tidak mau ada yang tidur, rugi di penyusutan. Lebih baik kita optimalkan,” pungkasnya.

(rou/ash)





Hide Ads