Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Singapura
Wuss... 4G LTE di Ponsel Bisa Tembus 450 Mbps
Laporan dari Singapura

Wuss... 4G LTE di Ponsel Bisa Tembus 450 Mbps


- detikInet

Peter Carson (rou/detikINET)
Singapura -

Seberapa cepat akses data yang pernah dirasakan pengguna di Indonesia saat menjajal 4G LTE? Apakah 1 Mbps, 5 Mbps, atau 10 Mbps? Harusnya sih, dengan teknologi terbaru ini kecepatan akses yang kita rasakan bisa tembus sampai 450 Mbps. Apa bisa?

Secara teori, 450 Mbps untuk download dengan 4G LTE sebenarnya mungkin-mungkin saja. Asalkan, operator seluler pemilik lisensinya menggunakan lebih dari satu kanal frekuensi dengan agregasi kanal alias carrier aggregation.

Syaratnya, untuk mendapatkan kecepatan akses 450 Mbps, operator harus pakai tiga spektrum gabungan. Misalnya 10 MHz + 10 MHz + 20 MHz, dan kemudian handsetnya menggunakan chipset LTE yang sudah Cat. 9 untuk carrier aggregation.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Snapdragon 810 sudah dukung Cat. 9 untuk carrier aggregation yang bisa 450 Mbps. Sementara di Snapdragon 805 cuma 300 Mbps karena baru Cat. 6," kata Peter Carson, Senior Director Marketing Qualcomm kepada detikINET di Singapura.

Sayangnya, Indonesia saat ini baru menggunakan satu spektrum saja di 900 MHz dengan lebar pita cuma 5 MHz. Baru di pertengahan 2015 nanti kita bisa menggunakan carrier aggregation ketika 4G LTE di 1.800 MHz resmi dikomersialisasikan.

"Tidak masalah meskipun Indonesia baru 5 MHz. Itu persis ketika DoComo (Jepang) dan AT&T (Amerika Serikat) pertama kali menggelar 4G. Nanti juga bisa makin cepat begitu bisa carrier aggregation dengan LTE Cat.6 atau Cat.9," jelas Peter.

LTE Cat. 6 sudah mendukung transfer data hingga kecepatan 300 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. Namun, dengan dukungan LTE Cat. 9 di chipset terbaru Qualcomm, kecepatan yang dihadirkan bisa lebih tinggi lagi, yaitu hingga 450 Mbps di downlink dan 50 Mbps untuk uplink.

Snapdragon 810 sendiri merupakan System of Chip (SoC) dengan prosesor octa core dan GPU Adreno 430 yang didesain Qualcomm untuk smartphone maupun tablet flagship yang dirilis mulai awal 2015 ini.

Modem di chipset ini juga bisa terhubung ke jaringan operator berbasis FDD maupun TDD. Selain itu juga kompatibel dengan standar jaringan sebelumnya, seperti GSM/EDGE, CDMA1x/EVDO, TD-SCDMA, dan WCDMA/HSPA.

Namun sayangnya, chipset ini baru bisa diadopsi oleh ponsel-tablet mahal yang masih sulit dijangkau harganya oleh kebanyakan pengguna kalangan menengah bawah. Misalnya Samsung Galaxy Note 4 keluaran terbaru dan LG G Flex 2.

Harga yang paling terjangkau mungkin hanya di Xiaomi Mi Note yang baru saja diperkenalkan. Tapi dengan range harga sekitar Rp 5 jutaan, phablet ini pun masih belum masuk dalam budget pengguna kebanyakan.

Qualcomm sendiri menyadari hal itu bisa jadi kendala. Demi mendorong ekosistem 4G, ada chipset lain yang disiapkan untuk mendorong para vendor ponsel agar bisa terjun di segmen pasar LTE seperti Indonesia.

"Di kami ada juga versi chipset LTE yang lebih murah seperti Snapdragon 210. Itu juga sudah bisa untuk carrier aggregation. Jadi harusnya tak masalah kalau ada yang mau menghadirkan ponsel LTE murah di Indonesia," tandas Peter.

(rou/ash)







Hide Ads
LIVE