Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Smarfren Siap Pindah Frekuensi
Tri Siap Tempur di Jalur 3G dan 4G
Smarfren Siap Pindah Frekuensi

Tri Siap Tempur di Jalur 3G dan 4G


- detikInet

Rajiv Sawhney (tengah) & Bhuwan Kulshreshtha (paling kanan) (dok.tri)
Jakarta -

Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) menyatakan keseriusannya mengembangkan ekspansi layanan data sebagai tulang punggung pendapatan utama selulernya di jalur 3G dan 4G.

Operator yang sebagian sahamnya dikuasai Hutchison Whampoa Group ini tertarik untuk mengikuti tender blok 3G yang akan dihelat pemerintah tahun ini, bahkan siap menggelar Long Term Evolution (LTE) jika regulasinya keluar akhir tahun ini.

β€œKami selalu memanfaatkan peluang untuk menambah spektrum. Jika ada peluang dibuka, tentu kita ikut,” kata President Director Tri Indonesia Rajiv Sawhney dalam pertemuan terbatas dengan sejumlah media di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Intercarier, Government and Regulatory Relations Tri Indonesia Chandra Aden menambahkan, perseroan tertarik untuk mengikuti tender tambahan blok 3G yang akan digelar pemerintah.

β€œKita ikut, tetapi belum bisa diungkap akan ambil berapa blok dari yang ditawarkan pemerintah. Kita butuh tambahan spektrum karena dilihat perbandingan bandwidth dan pelanggan, Tri sudah pantas mendapatkan tambahan frekuensi,” jelasnya.

Chief Commercial Officer Tri Indonesia Bhuwan Kulshreshtha menambahkan, baru saja usai menggelar uji coba LTE terbatas di Yogyakarta dan Bali dengan hasil yang memuaskan. β€œKalau benar pemerintah keluarkan regulasi FDD LTE akhir tahun ini, kita siap gelar di 1.800 MHz,” katanya.

Ditambahkannya, masalah menggelar LTE juga harus dilihat dari sisi ekosistem terutama masalah perangkat ke konsumen yang harganya masih mahal. β€œKalau bicara teknologi, operator selalu siap,” tuturnya.

Sekadar diketahui, Tri sekarang telah memiliki sekitar 40 juta pelanggan dimana 70% adalah pelanggan data. Tri hanya memiliki frekuensi 10 MHz di 1.800 MHz untuk 2G dan 10 MHz di 2,1 GHz untuk 3G.

Pemerintah sendiri rencananya baru akan menggelar tender blok 3G dengan melepas blok 11 dan 12 setelah Smartfren Telecom pindah dari blok frekuensi yang ditempatinya di 1.900 MHz.
Β 

Smart Siap Migrasi

Di lain kesempatan, Smartfren yang dikonfirmasi tentang rencana perpindahan frekuensi ini mengaku sudah siap untuk menjalankan aturan migrasi ke frekuensi 2,3 GHz dari 1.900 MHz seiring tengah disiapkannya Peraturan Menkominfo yang mengatur hal tersebut.

β€œSetahu saya rancangan aturan sudah masuk tahapan uji publik.Kami tak ada keberatan dengan isi Rancangan Peraturan Menteri (RPM). Kita siap menjalankan kalau sudah ada aturan migrasinya,” kata Direktur Smart Telecom Merza Fachys.

Deputy CEO Smartfren Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim menambahkan, migrasi tersebut tak akan menganggu layanan Smartfren karena ada masa transisi selama dua tahun dan layanan Code Division Multiple Access (CDMA) masih berjalan di frekuensi 850 MHz.

β€œDari sisi perangkat kami sudah mulai tawarkan triple band. Jadi, semua tak ada masalah,” katanya.

Sebelumnya, Smartfren memperkirakan migrasi ke 2,3 GHz membutuhkan waktu dua tahun. Perseroan pun telah menyiapkan sejumlah aksi pendanaan untuk membiayai migrasi, salah satunya dengan Penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK).

Sementara itu, Kementrian Komunikasi dan Informatika di situsnya menyatakan langkah memindahkan Smart Telecom ke 2,3 GHz karena selama ini ada potensi gangguan yang merugikan (harmful interference) bagi pemain Universal Mobile Telecommunication System (UMTS/3G) di 2,1 GHz dari sinyal CDMA milik Personal Communication System (PCS) di 1900 MHz.

Smart Telecom nantinya akan menempati pita frekuensi radio 2.3 GHz pada rentang frekuensi radio 2330 – 2360 MHz (setara 30 MHz) dimana ditetapkan untuk keperluan Penyelenggaraan Telekomunikasi Bergerak Seluler dengan moda Time Division Duplexing.

Penggunaan pita dimaksud berbasis netral teknologi dengan cakupan layanan nasional dengan kewajiban membayar di muka setiap tahunnya atas Biaya Hak Penggunaan untuk Izin Pita Frekuensi Radio sesuai ketentuan perundang-undangan.

Sedangkan seluruh biaya dan resiko yang timbul dari proses realokasi ditanggung oleh Smart Telecom. Pemerintah sendiri akan melelang dua blok frekuensi di 2,1 GHz setelah migrasi yang dilakukan Smart Telecom selesai.



(rou/rou)







Hide Ads