Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Industri RBT Bergairah Kembali

Industri RBT Bergairah Kembali


- detikInet

Ilustrasi (detikINET)
Jakarta - Industri kreatif melalui Ring Back Tone (RBT) pernah mengalami masa kolaps beberapa tahun lalu akibat peristiwa yang disebut ‘Black October’. Setelah semua regulasi ditata apik, industri ini pun kembali bergeliat.

Telkomsel adalah salah satu operator yang bermain di bisnis RBT mengaku sempat mempunyai pelanggan hingga 6 juta. Akibat peristiwa tersebut, jumlahnya hancur menjadi tinggal ratusan saja.

“Tahun 2010 sampai 2011 itu boleh dibilang masa paling suram. Label musik bahkan berpikir seribu kali untuk mengeluarkan album terbaru penyanyi, mereka mikir bisa balik modal gak dengan kondisi kayak yang seperti itu,” ujar General Manager Digital Music Telkomsel Tengku Ferdi Febrian, di Jakarta, Kamis (27/2/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru pada sekitar tahun 2012, ketika semua aturan main sudah jelas berlahan Telkomsel mulai membangkitkan lagi bisnis ini. Tak mudah memang, tapi operator yang identik dengan warna merah ini mulai menapaki lagi.

Hasilnya mulai terlihat di tahun 2013, dalam waktu singkat dari pelanggan yang cuma puluhan kini jumlahnya sudah mencapai 1,5 juta pelanggan. Tak cuma label musik yang kaget, Febrian pun mengaku Telkomsel juga kaget.

“Tahun lalu dari revenue Telkomsel yang mencapai Rp 60 triliun, kontribusi digital lifestyle sudah mencapai 5%. Sebagian besar memang dari RBT ini,” katanya lagi.

Febrian menganalisa bahwa RBT masih akan terus laku di Indonesia karena dua hal. Pertama, dari 125 juta lebih pelanggan Telkomsel, sebanyak 70% masih menggunakan handset berbasis 2G.

“Hal kedua, karena attitude masyarakat kita yang suka menunjukan ke orang lain. RBT ini kan siapa yang dengar? Kan yang menelpon dia. Makanya, hanya di Indonesia dan China, model RBT ini bisa sukses,” imbuhnya.

Kendati sudah menanjak, dia tak terlalu yakin dapat mengembalikan 6 juta pelanggan RBT dalam waktu cepat. Setidaknya membutuhkan waktu hingga beberapa tahun lagi.

Apalagi kini aturan semakin jelas, pelanggan pun tak merasakan lagi kasus merasa dibohongi ketika berlangganan RBT ini. Bagi Telkomsel, hal ini yang lebih penting.

Musik Digital

Tak cuma mengkomersilkan musik dengan cara konvensional. Telkomsel pun mencoba menggenjot dengan cara digital, melalui platformnya di Langit Musik. Ini untuk merengkuh 30% pelanggan Telkomsel yang menggunakan handset 3G.

“Jumlahnya memang tak sebegitu besar seperti RBT, ya adalah dari aplikasi 100 ribu pelanggan dan berbasis web sudah 350 ribu visitor,” tukasnya.

Namun dia yakin, seiring dengan penetrasi smartphone yang semakin tinggi, jumlah pemakai Langit Musik akan segera naik. Malahan, nantinya bukan tidak mungkin akan berjalan beriringan dengan pengguna RBT.

(tyo/ash)





Hide Ads