Mobile-8 Tepis Isu Bangkrut
Hide Ads

Mobile-8 Tepis Isu Bangkrut

- detikInet
Selasa, 05 Mei 2009 18:27 WIB
Jakarta - Mobile-8 Telecom yakin masih mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis telekomunikasi di negeri ini. Nah, agar tetap bisa bersaing, operator seluler berbasis CDMA ini berjanji akan keluar menyerang.

Seperti permainan bola, pertahanan terbaik ialah keluar menyerang. Menyerang dengan inovasi baru. Itu yang sedang kami lakukan agar tetap bisa bertahan di bisnis ini," ujar Division Head of Product Management Mobile-8, Sukaca Purwokardjono, di sela peluncuran paket Maxi pascabayar Fren di EX Plaza, Jakarta, Selasa (5/5/2009).
 
Seperti diketahui, kondisi keuangan Mobile-8 sedang tidak bagus. Pemilik merek dagang Fren dan Hepi ini secara mengejutkan membukukan rugi bersih Rp 1,068 triliun. Kerugian itu, terutama kontribusi dari transaksi swap dengan Lehman Brothers yang kini telah bangkrut.
 
Kerugian yang dahsyat membuat Mobile-8 semakin kencang dirumorkan bakal jadi korban pertama yang kena dampak pertarungan keras di industri telekomunikasi negeri ini.

Namun Sukaca meyakini, Mobile-8 masih mampu bertahan untuk beberapa bulan ke depan karena sedang ada aksi penyelamatan. Kami sedang restrukturisasi," ujarnya tanpa mau merinci lebih detail.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari seliweran rumor yang beredar, Mobile-8 harus melakukan tiga langkah untuk menuntaskan kesulitan keuangan yang dideritanya. Yakni, melakukan penawaran saham terbatas (rights issue), merger, atau akuisisi. Saat ini, peminat yang katanya ingin masuk ke Mobile-8 ada tiga, yakni Telkom, Bakrie Telecom, dan Sinar Mas Grup.

Masih dari desas-desus, keputusan itu harus diambil menjelang tutup semester pertama tahun ini. Jika tidak ada deal dengan pemilik lama, tiga peminat itu tidak akan memperbaharui penawarannya. "Dan bisa dipastikan Mobile-8 akan bangkrut," kata rumor yang beredar.
 
Hal ini dibantah tegas oleh Sukaca. "Belum ada sejarahnya operator di negeri ini akan bubar. Industri telekomunikasi itu investasi jangka panjang. Operator mengalami kerugian itu hal biasa. Lihat saja, di tahun berapa operator bisa tidak merah rapor-nya? Perlu bertahun-tahun."

Biar bagaimana pun, Mobile-8 tidak memungkiri kalau aktivitas pemasarannya kurang berhasil. Tahun lalu, bisa dibilang hampir tidak ada penambahan pelanggan. Terlebih, dari 3,5 juta pelanggan yang dimiliki, 300 ribu terpaksa dihanguskan karena sudah tidak produktif (churn).

Namun demikian, Sukaca masih optimistis pihaknya bisa segera membalikkan keadaan. Dengan dana marketing Rp 100 miliar yang dikantunginya tahun ini, ia yakin bisa membuat inovasi produk yang membuat layanan Mobile-8 kembali diminati. "Tunggu saja dalam waktu dekat ini," tandasnya.
(rou/faw)

Berita Terkait