Komunitas tersebut bernama Aeronusa. Komunitas yang terbentuk pada April tahun 2007 ini berisi sekumpulan orang yang antusias dalam dunia penerbangan, baik yang sehari-hari bergelut dengan dunia dirgantara ataupun yang tidak.
Gede Buwana Mahartapa, salah satu administrator Aeronusa mengatakan, antusiasme anggota dalam komunitas ini dilandasi dari berbagai macam latar belakang, ada yang dari fotografi udara, pengoleksi miniatur pesawat, areo modelling serta flight simulator. "Nah, kita itu ngumpul jadi satu dan saling bertukar pikiran lewat internet," ujarnya kepada detikINET di kantor Pos Besar Pasar Baru Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai materi disampaikan disini. Mulai dari cara setting game flight simulator, prosedur penerbangan yang sebenarnya hingga sharing pengalaman dari seorang ATC (Air Traffic Control) beneran yang sehari-harinya bertugas di Bandara Soekarno Hatta. Jadi tak heran rasanya jika ada peserta yang bela-belain datang dari luar Jakarta dan rela bawa peralatan sendiri.
Nah biasanya, kata Wawan -- sapaan Gede Buwana -- setelah training atau sharing ini dilanjutkan dengan terbang bareng. Prakteknya diambil di tempat-tempat yang agak menantang. Misalnya di bandara Hongkong yang lama, karena disana pesawat harus mendarat di runway yang sangat pendek dan harus melewati gedung bertingkat. Selain itu, di daerah Pegunungan Himalaya yang airport-nya berada dia atas ketinggian 5000 kaki. "Nah seninya disitu, bagaimana kita terbang sesuai dengan prosedur dan tidak ugal-ugalan, fun-nya disana," tukasnya.
Dan mereka juga tidak terbang sendiri, karena dilakukan secara online mereka bakal terbang bareng dengan pecinta flight simulator di seluruh dunia. "Ada program yang bisa mengetahui dimana saja ATC dan pilot yang online. Kebetulan tadi ada sekitar 800 orang yang online di seluruh dunia," tutur Wawan.
Not Gamer, But Simer
Dikatakan Wawan, ia dan teman-temannya di komunitas ini tak ingin disebut sebagai gamer, melainkan lebih memilih sebutan simer. "Kalau terbang sebagai gamer kita kan boleh ugal-ugalan dan terserah mau kemana. Tapi kalau simer, kita benar-benar harus mengikuti aturan," kilahnya.
Misalkan, lanjut Wawan, habis lepas landas (take off) kita masih harus me-maintain suatu ketinggian sampai beberapa menit. Selain itu, ada juga yang online sebagai ATC ataupun pilot, dan mereka saling berkomunikasi. "Simulasinya gimana? kita kontak ATC dulu, apa yang harus dilakukan, melakukan clearance dan jalurnya lewat mana. Pokoknya melakukan save flight, sesuai dengan situasi dan kondisi sebenarnya," imbuhnya.
Bahkan, menurut teman-teman kita yang real pilot, flight simulator ini cukup real untuk latihan. Di luar negeri katanya juga sudah dipakai untuk latihan penerbangan sebenarnya, karena harga simulasi real-nya sendiri itu cukup mahal, tandas Wawan
Saat ini Aeronusa telah memiliki sekitar 290 anggota. Mereka biasa bertemu di forum online yang beralamat di www.aeronusa.com. Tak ada batasan umur bagi siapapun yang ingin bergabung dengan komunitas ini. Dari yang sudah paruh baya dan berkecimpung di flight simulator sejak 1981 hingga anak SMP, tercatat sebagai anggota mereka. Sifat keanggotaannya pun tidak dipungut bayaran alias gratis.
Jadi, jika Anda juga termasuk pecinta flight simulator, daripada terbang sendiri tak ada salahnya untuk bergabung dan terbang bareng dengan komunitas ini.
Keterangan foto: (atas-bawah) Para peserta dengan tekun menjajal ilmu yang baru mereka dapat, suasana training dan Adnan, bocah SMP, yang tak gentar ikut komunitas ini walau di sebelahnya jauh lebih dewasa dari dirinya. (ash/wsh)