Gaya tulisannya mengingatkan pada penulis Raditya Dika dan pilihan bercerita tentang kehidupan sehari-hari sudah cukup banyak dilakukan oleh blogger Indonesia. Tapi, yang menulis dan ditulisnya yang membuat blog ini jadi istimewa.
Ya, blog ini dikelola oleh Kaesang Pangarep. Pemuda kelahiran 25 Desember sembilan belas tahun silam ini merupakan anak bungsu Presiden Joko Widodo. Keluarga yang ada di dalam ceritanya, tentu saja sang bapak, ibunda dan kakak-kakaknya.

Blog milik Kaesang ini bukan baru dibuat, namun memang baru-baru ini saja ada postingan terbaru. Postingan berjudul 20 Oktober 2014 merupakan tulisan terbarunya.
Di postingan tersebut dia menceritakan hal yang sederhana dari keluarga besar seperti Jokowi. Ya, dia bertutur bagaimana susahnya bangun pagi, berebut kamar mandi dengan sang bapak, untuk bersiap menghadiri pelantikan bapaknya menjadi Presiden Indonesia.

Di blog ini pembaca tidak akan menemukan hal-hal yang kaku dan serba diformalitaskan layaknya anak presiden pada umumnya. Kaesang menulis apa adanya, dengan guyonan anak muda yang mungkin sebagian pembaca akan mengernyitkan dahi.
Lihat saja potongan di tulisannya tersebut:
"Hari ini mungkin sesuatu yang spesial untuk bangsa Indonesia, khususnya untuk makhluk-makhluk jomblo yang berkeliaran di negeri ini. Hari dimana pergantian presiden yang lama ke presiden yang baru. Ini menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara yang ramah jomblo atau tidak. Kenapa harus ramah jomblo?"
Tanpa tendeng aling-aling, bebas dan apa adanya. Tak menyiratkan bahwa objek tulisan yang dia tulis adalah orang nomor satu di negeri ini.
Di bagian 'about' sang penulis blog, Kaesang mengakui bahwa dirinya termotivasi membuat tulisan lagi setelah membaca buku 'Relationshit' karya Alit Sutanto. Dan blog penulis itu, memang gayanya tak jauh berbeda. Apa adanya.
Tulisan Kaesang yang lain pun tak kalah menariknya. Di judul Perjalanan Menuju Tanah Suci Part 4 mengisahkan kekonyolannya di dalam pesawat bersama Pak Jokowi, Bu Iriana, dan kakaknya untuk umroh ke Tanah Suci.
Dengan konyolnya dia menulis:
Gue ngeliat kakak gue pesen ikan juga. Jadi gue nggak bisa tuker makanan gue ke kakak gue. Gue ngeliat kursi di depan dimana bokap dan nyokap gue duduk. Gue liat nyokap gue juga pesen ikan kayak gue. Berarti satu-satunya harapan cuma bokap gue. Nggak tau gue lagi beruntung atau apa, ternyata bokap gue pesen yang ayam.
Ini kesempatan gue untuk tuker makanan gue sama bokap.
"Pak, tuker makanan mau nggak? Ini aku ini dapat yang ikan padahal minta yang ayam tadi," tanya gue dengan lembut, selembut hati gue yang rapuh ini.
"Nggak mau, bapak lagi pengen makan ayam," balas bokap gue.
Mau nggak mau gue harus ngerencanain sesuatu. Gue bakal pura-pura ngajakin bokap ngobrol dan tuker makanannya.
"Bapak, cuacanya cerah banget ya?" tanya gue sambil gue tuker makanan bokap dan kepunyaan gue
"Ya bapak mana tau cerah atau nggak, bapak bukan peramal cuaca," balas bokap gue
"Ohh bapak bukan peramal cuaca to?? Kirain," balas gue lagi sambil tuker potongan ayam yang terakhir.
"Hahahaha, dasar bocah nggak jelas," saut nyokap gue yang duduk sebelah bokap gue sambil ketawa kayak mak lampir
Rencana jahat gue udah berhasil. Mungkin habis ini gue bakal dinobatin sebagai bocah alay dan jomblo yang durhaka kepada bapaknya.
Tiba-tiba…..
"Ini kok ayamnya bapak rasanya kayak ikan gini?" tanya bokap gue kebingungan
"Mungkin tadi ayamnya makan ikan kali sebelum disembelih, jadi rasanya jadi begitu," jawab gue seadanya
"Ini bocah lama-lama tambah nggak jelas," saut nyokap gue lagi.
Dan masih banyak lagi cerita Kaesang lainnya, dengan si ibu misalnya. Pembaca bisa tahu bahwa ibu negara ini memang bersikap manis dan tegas terhadap anak bungsunya tersebut.

Ada cerita obrolan Ibu Iriana dengan Kaesang yang ingin mengikuti kompetisi L-Men yang lantas ditolak lantaran takut anaknya menjadi 'bences' (bencong,-red).
Di blog ini, memang kita seperti melihat keluarga Jokowi tanpa embel-embel sebagai keluarga pejabat. Dan kita bisa melihat bagaimana kesederhanaan memang ada di dalam dan luar frame kotak media.
Karena blog yang ditulis oleh Kaesang memang tulisan jujur, apa adanya dan tanpa sekat formalitas. Semoga saja si penulis masih bercerita yang lain soal sisi lain Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
(tyo/rou)