Penipuan digital berupa spam dan scam di Indonesia sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan kerugian finansial yang ditimbulkan oleh kejahatan siber nilainya cukup fantastis.
Nezar menuturkan kerugian finansial yang diakibatkan oleh kejahatan siber itu terjadi selama periode November 2024 hingga Januari 2025. Penipuan digital tersebut mayoritas bersumber dari pesan instan atau SMS dan 64% spam terjadi melalui layanan seluler.
"Waktu yang sangat singkat saya kira kurang lebih tiga bulan kerugian finansial akibat kejahatan siber ini mencapai angka fantastis, hampir setengah triliun atau Rp 476 miliar hanya dalam waktu yang singkat," ujar Nezar dalam sambutan di acara 'AI untuk Kita Semua' di Kantor Indosat, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam waktu yang sama, Nezar juga mengungkapkan fakta mengejutkan lainnya. Sampai saat ini, sudah ada 1,2 juta laporan penipuan digital yang diterima pemerintah.
"Angka-angka ini bukan sekedar statistik, ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama," kata Nezar.
Guna mengatasi persoalan penipuan digital itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggandeng pelaku industri, salah satunya Indosat Ooredoo Hutchison, agar masyarakat dapat terlindungi dari scam dan spam yang marak terjadi di era digital belakangan ini.
"Pemerintah berkomitmen penuh menciptakan ruang digital yang aman, bersih, dan terpercaya, bagi seluruh masyarakat. Dan, Komdigi di sini terus melakukan dialog terus melakukan monitoring juga berhubungan dengan berbagai pihak dan mendorong regulasi yang kuat untuk menggiatkan edukasi publik, juga serta memperkuat pertahanannya di kalangan masyarakat terliterasi dengan baik agar bisa mencegah atau terhindari dari kejahatan siber," tuturnya.
Pada kesempatan ini, Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan fitur anti-spam dan anti-spam canggih karena mengandalkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dirancang untuk melindungi pengguna dari berbagai ancaman penipuan digital yang terus meningkat.
Berdasarkan laporan Asia Scam Report 2024 yang dirilis Global Anti-Scam Alliance (GASA), sebanyak 65% masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggunya, mulai dari pesan teks phising, tawaran kerja palsu, hingga skema penipuan investasi. Kondisi itu yang melandasi Indosat bikin solusi canggih untuk memberikan pelindungan terhadap para pelanggannya.
"Indosat menyakini bahwa perlindungan digital adalah hak dasar setiap masyarakat Indonesia," ujar President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha dalam acara yang sama.
Fitur Anti-Spam dan Anti-Scam ini merupakan hasil kolaborasi dengan Tanla sebagai mitra teknologi AI yang didukung oleh Mastercard, GSMA, dan GASA. Seluruh pihak yang terlibat ini satu suara untuk menanggulangi permasalahan spam dan scam di Indonesia.
(agt/fay)