Hacker China Incar Industri Chip Taiwan
Hide Ads

Hacker China Incar Industri Chip Taiwan

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 18 Jul 2025 09:29 WIB
Hacker Breaks into Government Data Servers and Infects Their System with a Virus
Foto: Getty Images/Witthaya Prasongsin
Jakarta -

Hacker yang diduga berasal dari China mengincar industri chip semikonduktor Taiwan, yang merupakan bagian dari aksi spionase siber.

Proofpoint, perusahaan keamanan siber, menyebut adanya peningkatan serangan siber terhadap industri chip Taiwan dari hacker yang berhubungan dengan China, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (18/7/2025).

"Kami melihat adanya entitas yang sebelumnya belum menjadi target (peretasan) dan kini menjadi target," kata Mark Kelly, peneliti ancaman dari Proofpoint.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelly juga menyebut aksi serangan itu punya tingkat kekuatan yang beragam. Dari sekadar satu atau dua email, hingga 80 email untuk melakukan aksi phishisng dan mencuri informasi dari perusahaan yang diincar.

Ada juga yang melakukan aksinya menggunakan akun email universitas di Taiwan yang berhasil disusupi, dan menyaru sebagai pencari kerja untuk mengirimkan malware lewat PDF dan URL yang mengarahkan korban ke file malware.

ADVERTISEMENT

Kemudian perusahaan keamanan siber asal Taiwan bernama TeamT5 juga mengakui adanya peningkatan pengiriman email ke sejumlah industri semikonduktor untuk melakukan peretasan.

Aksi peretasan ini dilakukan oleh setidaknya tiga geng hacker yang berhubungan dengan China, yang terjadi antara Maret sampai Juni 2025 dan beberapa di antaranya masih aktif menyerang sampai saat ini.

Meningkatnya aksi peretasan ini muncul bersamaan dengan diperketatnya aturan ekspor chip yang didesain perusahaan asal Amerika ke China, yang biasanya diproduksi di Taiwan. Industri chip China saat ini tengah berusaha untuk memproduksi chip yang tak bisa lagi diimpor ke China, terutama chip untuk keperluan kecerdasan buatan (AI).

Proofpoint menolak untuk menyebut target dari aksi peretasan ini, namun mereka menyebut ada 15 sampai 20 perusahaan yang tersebar dari bisnis kecil, analis bank internasional, sampai perusahaan global, yang menjadi target dari peretasan ini.

Seperti diketahui, perusahaan semikonduktor yang ada di Taiwan antara lain adalah TSMC, MediaTek, United Microelectronics Corp, Nanya Technology, dan RealTek Semiconductor. Semua perusahaan itu menolak atau tidak merespon permintaan untuk mengomentari masalah ini.

Sementara itu juru bicara Kedutaan China di Amerika Serikat menyebut kalau serangan siber adalah ancaman yang lazim terjadi di semua negara, termasuk China. Mereka juga menyebut kalau China sangat tidak setuju dengan serangan siber dalam berbagai bentuk.




(asj/rns)