Spyware Pegasus Kini Harus Bagi Rahasia ke WhatsApp
Hide Ads

Spyware Pegasus Kini Harus Bagi Rahasia ke WhatsApp

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 05 Mar 2024 11:16 WIB
FILE - A logo adorns a wall on a branch of the Israeli NSO Group company, near the southern Israeli town of Sapir, Aug. 24, 2021. Israeli lawmakers on Tuesday,Jan. 18, 2022, called for a parliamentary inquiry into the police’s alleged use of sophisticated spyware on Israeli citizens, including protesters opposed to former Prime Minister Benjamin Netanyahu, following a newspaper report on the surveillance. (AP Photo/Sebastian Scheiner, File)
NSO Group pemilik spyware Pegasus (Foto: AP Photo/Sebastian Scheiner)
Jakarta -

WhatsApp memenangkan gugatan terhadap NSO Group yang mewajibkan perusahaan asal Israel itu mengungkap rahasia spyware Pegasus dan berbagai spyware lainnya.

Hakim Distrik AS Phyllis Hamilton yang memimpin sidang memerintahkan NSO Group untuk menyerahkan kode-kode Pegasus dan berbagai produk spyware lain buatannya ke WhatsApp.

Sebenarnya jejaring pengiriman pesan milik Meta itu sudah meminta NSO untuk menyerahkan kode tersebut sejak 2019, tepatnya saat mereka menuding Pegasus dipakai untuk memata-matai 1.400 pengguna WhatsApp dalam rentang waktu dua minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hakim Hamilton memutuskan bahwa NSO Group harus menunjukkan semua spyware mereka yang beroperasi dari 29 April 2018 hingga 10 Mei 2020. Ia pun memerintahkan NSO harus menyerahkan semua informasi terkait fungsi penuh Pegasus.

"Putusan pengadilan ini adalah pencapaian penting bagi tujuan jangka panjang kami dalam melindungi pengguna WhatsApp dari serangan tak bertanggung jawab. Perusahaan spyware dan berbagai aktor malicious harus memahami kalau mereka bisa ditangkap dan tak bisa mengindahkan hukum," kata Juru Bicara WhatsApp.

ADVERTISEMENT

Sementara itu NSO sebelumnya berargumen kalau mereka harusnya hanya perlu menyerahkan informasi terkait instalasi Pegasus, demikian dikutip detikINET dari Guardian, Selasa (5/3/2024).

Namun keputusan hakim Hamilton tak sepenuhnya mendukung WhatsApp, karena menurutnya NSO tak perlu mengungkap nama klien ataupun mengungkap arsitektur servernya.

Keputusan hakim ini juga berdampak pada Israel, mengingat Pegasus dan berbagai produk spyware lain digolongkan sebagai rahasia negara yang harus dilindungi. Bahkan, penjualan lisensi penggunaan Pegasus pun harus seizin Menteri Pertahanan Israel.

Seperti diketahui, Pegasus adalah spyware mengerikan yang sudah beraksi selama bertahun-tahun. Spyware ini berjenis zero click yang artinya korbannya tak perlu mengklik apapun untuk bisa terinfeksi.

Saat sudah terinfeksi, Pegasus bisa mengakses bermacam hal di ponsel korban. Mencuri data, melihat lokasi, dan lain sebagainya. Sejauh ini Pegasus diketahui beraksi lewat celah keamanan yang ada di aplikasi seperti iMessage, WhatsApp, dan FaceTime.

Biasanya Pegasus dipakai untuk menyusup ke ponsel milik tokoh politik, jurnalis, dan aktivis kemanusiaan. Pada tahun 2021 lalu pemerintah AS memasukkan NSO ke daftar hitam karena dianggap menyebarkan alat digital yang dipakai untuk melakukan represi.




(asj/fay)
Berita Terkait