PT KAI membantah bahwa sistem keamanan miliknya dijebol oleh peretas. Bahkan, perusahaan menjamin kerahasiaan data perusahaan, pegawai dan penggunanya.
Sekelompok peretas anonim mengklaim telah membobol dan menggondol data sensitif yang dimiliki oleh KAI tersebut. Mereka meminta tembusan berupa 11,69 Bitcoin dan perusahaan plat merah itu merespon dalam 15 hari jika tidak ingin diumbar datanya.
VP Public Relations KAI Joni Martinus menegaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada bukti bahwa ada data KAI yang bocor seperti yang dinarasikan pelaku. Kendati begitu, KAI akan tetap melakukan investigasi secara mendalam untuk menelusuri isu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga pastikan bahwa seluruh data KAI aman , dan hingga saat ini seluruh sistem operasional IT, pembelian tiket online KAI, serta layanan Face Recognition Boarding Gate di semua stasiun masih berjalan dengan baik," tegas Joni dalam pernyataan tertulis kepada awak media, Selasa (16/1/2024).
Joni menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan data pada fitur Face Recognition Boarding Gate yang dipergunakan oleh KAI. Sebab, KAI telah memiliki manajemen keamanan informasi yang baik.
KAI sudah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.
Untuk langkah lebih lanjut, KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut. KAI berkomitmen tidak akan tunduk akan kejahatan pemerasan ini.
"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," tutup Joni.
Diberitakan sebelumnya, kelompok peretas mengklaim telah membobol sistem keamanan KAI. Mereka mengancam akan membocorkan datanya kalau, perusahaan tidak memenuhi tuntutan pelaku. Mereka juga mengklaim telah menyusup ke jaringan KAI dalam seminggu terakhir.
"Pelanggaran Data di PT Kereta Api Indonesia (https://kai.id). Sebuah kelompok peretas mengklaim telah mengakses data sensitif, termasuk informasi karyawan, detail pelanggan, dan lainnya dari perusahaan kereta api Nasional Indonesia," tulis akun X @TodayCyberNews.
(agt/fay)