Kepala Eksekutif Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi yang akrab dipanggil Kiki, memberikan peringatan terhadap modus penipuan yang semakin canggih menjelang akhir tahun.
"Ada telepon WA tidak jelas, apalagi banyak undangan pernikahan online di-klik ternyata itu fraudster yang mengakses mobile banking dan lain-lain," kata Kiki dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner bulanan (RDKB) November 2023, Senin (4/12).
Dalam konferensi pers RDKB November 2023, Kiki menyampaikan bahwa modus penipuan melibatkan telepon dan pesan WhatsApp yang tidak jelas, seperti mengirim undangan pernikahan online yang sebenarnya disusupi oleh fraudster untuk mengakses informasi mobile banking dan lainnya. Selain itu, terdapat modus social engineering dengan menawarkan hadiah kepada masyarakat agar mereka memberikan OTP dengan sukarela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika banyak lembaga keuangan libur selama Natal dan tahun baru, masyarakat dapat mengalami kesulitan dalam melakukan verifikasi terhadap penawaran produk dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK). Hal ini tentunya sangat meresahkan bagi masyarakat, karena hingga saat ini peretasan dan penipuan di WhatsApp semakin marak. Kiki menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dan selalu melakukan verifikasi ke Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).
Apa yang menjadi keluhan Kiki tersebut, sebelumnya telah menjadi perhatian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) hingga DPR RI. Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN, Brigjen TNI Berty BW Sumakud, menyatakan keprihatinannya terhadap semakin maraknya penipuan dan peretasan di WhatsApp.
"Sangat prihatin tentunya melihat tindak kejahatan ini. Kejadiannya sudah berlangsung lama dan saat ini semakin masif. Ini menandakan ada celah keamanan siber yang serius. Apalagi Komisi I DPR RI sudah membahas hal ini, artinya semua pihak terkait harus mengambil langkah cepat dan taktis," kata Berty dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (8/12/2023).
Berty menilai celah keamanan dari suatu sistem komunikasi bisa berasal dari banyak aspek. Penggunaan end-to-end encryption bisa membantu, namun bukan berarti menyelesaikan semua permasalahan.
Jika diterapkan dengan cara yang tidak tepat dan tanpa dibarengi kerja sama dengan aparat penegak hukum, kementerian, dan/atau lembaga yang berwenang, bukannya melindungi komunikasi masyarakat, tetapi akan menyulitkan memberantas aksi penipuan dan tindak kejahatan. Pelaku kejahatan dan penipuan di platform tersebut merasa aman karena komunikasi mereka telah terenkripsi secara end-to-end.
Dia menilai penting bagi sektor perbankan dan jasa keuangan untuk lebih mengutamakan penggunaan SMS daripada WhatsApp untuk promosi, notifikasi, dan autentikasi.
"Saya pikir, mengingat perkembangan kondisi ini, sektor perbankan, jasa keuangan, dan enterprise pada umumnya wajib mengutamakan penggunaan SMS untuk promosi, notifikasi, dan autentifikasi," tambahnya.
Berty juga mengusulkan perlunya pengaturan yang lebih tegas terkait layanan Over The Top (OTT) seperti WhatsApp. Dia menekankan pentingnya standar keamanan, operation and crisis center, serta kerja sama dengan operator telekomunikasi dalam mencegah penipuan.
(asj/afr)