Bjorka sedang menjadi sorotan netizen, terutama di media sosial Twitter. Sosoknya digunjingkan, karena mengklaim sudah membobol beberapa sistem keamanan sejumlah platform di Indonesia.
Hacker yang belum diketahui identitasnya ini mengaku mengantongi hingga miliaran data pribadi masyarakat Indonesia. Kemudian, data-data yang diperoleh secara ilegal itu, dijualnya dengan harga yang tidak murah.
Kendati demikian, masih belum diketahui keabsahan dari seluruh data yang diperolehnya. Hal ini mengingat salah satunya dibantah tidak valid dan yang terbaru masih dilakukan investigasi mendalam.
Apa saja daftar kebocoran data RI yang diklaim sudah diumbar oleh Bjorka? Berdasarkan hasil pantauan detikINET, Sabtu (10/9/2022), berikut sejumlah data yang diakuinya ia bocorkan dan dijual di situs breached.to.
Daftar Kebocoran Data RI oleh Bjorka
1. Kebocoran Data Pelanggan IndiHome
Bjorka mengklaim telah mengantongi 26 juta history browsing pelanggan IndiHome. Datanya mencakup keyword, email, nama, jenis kelamin, hingga Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Namun perwakilan Telkom Group menyatakan, bahwa data-data yang bocor tidak valid dan merupakan hasil fabrikasi. Menurut Ahmad Reza, SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Telkom tidak menggunakan email @telkom.net, baik untuk kepentingan perusahaan maupun layanan bagi pelanggan.
"Jadi fungsinya bukan sebagai email," jelas Reza.
Lanjutnya, Reza mengatakan kalau format telkom.net ini, digunakan Telkom sebagai domain atau user id IndiHome. Lalu ia mengatakan bahwa tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan browsing history dan data pribadi, secara berdampingan.
2. Kebocoran Data Registrasi SIM Card Prabayar
Tak hanya sampai di situ, Bjorka terus membuat kehebohan di dunia maya. Target selanjutnya, mengarah kepada kebocoran yang diduga data registrasi SIM Card Prabayar.
Sang hacker mengungkapkan, memiliki 1,3 miliar data yang berukuran 87GB. Di dalamnya berisi NIK, nomor telepon, operator seluler, dan tanggal registrasi.
Disampaikan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, saat ini Kominfo melakukan investigasi dengan menggandeng pihak-pihak terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Namun, masih menjadi pertanyaan dari mana sebenarnya sumber data itu berasal. Semuel menyampaikan, Ditjen PPI Kementerian Kominfo hanya menyimpan data SIM Card dalam bentuk agregat, seperti seberapa banyak pelanggan aktif di operator seluler.
Ia memaparkan, ketika pelanggan melakukan pendaftaran nomor telepon prabayar, maka data seperti NIK dan nomor KK, itu masuk ke operator. Nah, saat ini masih dilakukan pengecekan dan memvalidasi dengan berkoordinasi ke Dukcapil, terkait dugaan kebocoran data SIM card prabayar itu.
Selanjutnya Data Pribadi Menkominfo Johnny G Plate
(hps/rns)