Menkominfo Sebut 'Pahlawankan' Hacker Bikin Ruang Digital Kotor
Hide Ads

Menkominfo Sebut 'Pahlawankan' Hacker Bikin Ruang Digital Kotor

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 09 Sep 2022 23:00 WIB
Menkominfo memberikan keterangan pes terkait pencabutan akses 15 sistem elektronik. Setelah diverifikasi ternyata platform tersebut adalah judi online.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate merasa aneh hacker atau peretas malah dielu-elukan dan dianggap seperti pahlawan.

Menkominfo tidak menyebutkan secara spesifik nama hacker yang dimaksudnya itu. Namun belakangan ada satu nama hacker yang kini menjadi perhatian masyarakat karena menjual berbagai data-data di forum peretas, yakni Bjorka.

Hacker Bjorka menjadi sorotan usai mengklaim memiliki 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar yang kemudian ia perjualbelikan di forum Breached.to. Bjorka juga sosok yang membocorkan data 26 juta pelanggan IndiHome, namun Telkom membantahnya. Dan, yang terbaru, Bjorka juga yang menjual 105 juta data milik warga negera Indonesia yang berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya lihat ilegal hacker jadi seperti pahlawan yang dielu-elukan. Kalau itu kita beri dukungan seperti itu, kita ambil bagian buat ruang digital kotor, terbalik dengan yang kita harapkan," ujar Johnny di Jakarta, Jumat (9/9/2022).

"Saya mohon kerja sama kolaborasi kita agar sektor bisnis, telekomunikasi, bersama pemerintah bangun infrastruktur, masyarakat, inovator, sineas membangun kreasi-kreasi baru untuk mengisi ruang digital kita, sehingga e-commerce, edutech, fintech, ruang digital kita, health tech bisa dimanfaatkan dan digunakan dengan baik," tuturnya.

Menkominfo juga mengeluhkan pemberitaan kebocoran data yang belakangan ini tengah ramai dibahas publik. Menurutnya, dalam hal ini, media mainstream harus jelas menyampaikan pemberitaan ihwal kebocoran data dan keamanan siber. Menurutnya jika tidak, maka ruang digital akan menimbulkan perundungan sehingga menghamburkan energi.

"Akibatnya apa? Yang ada di ruang digital adanya bully. Rusak kita, apa mau buang-buang energi seperti itu?" kata Johnny.

Disampaikannya juga, isu soal data dan keamanan siber terbilang luas. Apabila ada kesalahan dalam pemberitaan bisa berdampak bias kepada masyarakat. Johnny pun mengungkapkan bahwa soal keamanan siber dan kebocoran data yang terjadi belakangan ini itu tugasnya Badan Siber dan Sandi Negera (BSSN).

"Untuk Indonesia, PP 71 sudah jelas mengaturnya terhadap serangan siber, secara teknis ada institusinya. Kalau belum jelas, baca dengan baik-baik PP-nya, supaya jangan tanya yang ganjil-ganjil dan bikin heboh, saling bully di ruang digital kita yang tidak ada gunanya, energi terbuang. Kita gunakan untuk hal-hal yang baik," tuturnya.


(agt/agt)