Kasus dugaan kebocoran data dalam jumlah besar kembali terjadi di Indonesia. Kali ini giliran data PLN dan data milik puluhan ribu perusahaan di Indonesia yang diduga bocor dan dijual di dark web.
Dugaan kebocoran data PLN meliputi 17 data pribadi pelanggan yang dijual di forum online bernama Breach Forum. Sedangkan kebocoran data yang diduga berasal dari 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang bercabang di Indonesia sebesar 347GB.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan pakar keamanan siber turut mengomentari insiden ini. Berikut rangkumannya:
Kebocoran data PLN
Akun bernama 'Loliyta' mengaku memiliki 17 data pribadi pelanggan PLN yang dijual di forum online Breach Forum. Data sensitif yang diduga bocor termasuk informasi nama ID pelanggan, nama pelanggan, alamat, sampai jumlah penggunaan listrik.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan data yang bocor itu diunggah pada Kamis (18/8) malam di forum online. Akun yang mengunggah data tersebut juga menyertakan sampel yang diuga berisi sampel database pelanggan PLN.
Sampel lengkapnya berisi data seperti ID, Idpel, Name, Consumer Name, Energy Type, Kwh, Address, Meter No, Unit Upi, Meter Type, Nama Unit Upi, Unit Ap, Nama Unit Ap, Unit Up, dan Nama Unit Up.
Kebocoran data 347GB dari ribuan perusahaan
347GB data yang diduga milik puluhan ribu perusahaan di Indonesia diduga bocor dan dijual di dunia maya. Data itu diunggah dalam postingan di forum dark web berjudul "347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies (branch)".
Postingan ini diunggah pada 15 Agustus oleh akun bernama 'Toshikana' yang turut menyertakan sampel data secara gratis. Postingan itu diunggah di forum hacker breached(dot)xx yang mirip seperti RaidForums.
Data sebesar 347 GB ini diklaim berisi kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, dan kartu keluarga (KK) pemegang saham.
Selain itu, beberapa paspor pengurus perusahaan, akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan, surat pengukuhan pengusaha kena pajak, pendaftaran perusahaan, izin usaha, laporan keuangan, laporan rugi laba, catatan transfer, rekening koran, surat pemberitahuan tahunan (SPT), surat keterangan domisili, rekonsiliasi bank, dan banyak lagi.
Akun' Toshikana' mengaku menjual data yang bocor tersebut sebesar USD 50.000 atau sekitar Rp 743 jutaan. Untuk meyakinkan pembeli, mereka menyertakan dua sampel database dalam format .zip berukuran 296 MB dan 675KB.
Halaman berikutnya respon pakar keamanan siber dan evaluasi Kominfo