Sindikat hacker RansomHouse mengklaim memiliki data sebesar 450Gb milik AMD, yang bisa terjadi karena password jaringan AMD terlalu simpel.
Perusahaan besar terkena serangan siber dan datanya diambil bisa dibilang sudah sering terjadi saat ini. Namun khusus kasus AMD, insiden ini menjadi menarik karena terjadi akibat password yang dipakai AMD terlalu simpel.
Dilansir PCgamer, Kamis (30/6/2022), password yang dimaksud itu tak lebih kompleks dari 'password' atau malah bisa juga '123456'. Ya, menarik memang jika hal ini yang menjadi penyebabnya, karena sulit membayangkan jika perusahaan sebesar AMD menggunakan password sesimpel itu untuk keamanan jaringannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RansomHouse mengklaim data yang mereka miliki itu diambil pada Januari 2022, dan memberikan beberapa sampel data sebagai bukti peretasan. Data tersebut bisa dilihat di situs Restore Privacy, dan belum terungkap apakah benar-benar data milik AMD atau bukan.
Sindikat hacker itu mengaku bukan mereka yang menjebol jaringan AMD, atau bahkan membuat ransomware atau mengenkripsi datanya itu. RansomHouse mengklaim sebagai mediator profesional. Bisa dibilang ini adalah modus baru, dan mereka memang baru muncul sejak Desember 2021 dan sudah ada enam perusahaan yang menjadi korbannya.
Oh ya, satuan b dalam data 450Gb yang ditulis di atas tampaknya bukan salah ketik. Jadi data yang dicuri memang dalam satuan gigabit dan bukan gigabyte. Artinya, 450Gb itu sebenarnya hanya 56GB. Bagi perusahaan sebesar AMD, seharusnya data 56GB ini sangatlah kecil. Namun bisa berdampak besar juga jika itu adalah yang sangat penting.
Pihak AMD sendiri mengaku sudah mengetahui masalah ini, dan mereka sedang menginvestigasi soal klaim data curian tersebut.
(asj/fyk)