Kepolisian London, Inggris, yang sebelumnya menginvestigasi geng hacker Lapsus$, menjatuhkan status tersangka ke dua orang remaja berusia 16 dan 17 tahun.
Keduanya jadi tersangka dalam kasus peretasan, tepatnya mengakses komputer tanpa izin yang bertujuan untuk merusak data, akses tanpa izin ke komputer yang bertujuan menghalangi akses data, dan satu kasus penipuan representasi palsu.
Lalu ada pelanggaran khusus yang dijatuhkan terhadap hacker yang berusia 16 tahun, yaitu membuat komputer mengizinkan akses ke sebuah program tanpa izin, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Sabtu (2/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pihak Kepolisian London menolak mengkonfirmasi atau menepis kalau keduanya itu terkait dengan aksi peretasan oleh Lapsus$, geng hacker yang beberapa waktu belakangan ini aktif meretas berbagai perusahaan besar, termasuk Microsoft, Samsung, Nvidia, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepolisian London juga menangkap tujuh orang remaja dengan usia antara 16 sampai 21 tahun terkait investigasi yang sama. Semuanya itu kemudian dilepas, dan investigasinya tetap dilanjutkan.
Karena kedua tersangka di bawah umur, identitasnya tidak diungkap ke publik. Namun sebelumnya BBC menulis kalau remaja 16 tahun yang ditangkap sebelumnya itu punya nama samaran White dan Breachbase.
Ia mengidap autisme dan terdaftar di sekolah berkebutuhan khusus. Namun tak diketahui apakah remaja tersebut sama dengan yang kini menjadi tersangka.
Namun yang jelas, white ini disebut sebagai pemimpin geng hacker Lapsus$ dan telah meraup uang total USD 14 juta atau sekitar Rp 200 miliar.
Ayah remaja itu mengakui anaknya sangat pintar. "Dia tak pernah bicara soal peretasan, namun dia sangat pintar soal komputer dan banyak menghabiskan waktu di komputer. Saya pikir, dia sedang main game," sebut sang ayah.
Lapsus$ tergolong grup hacker baru, tapi sukses menjebol sistem perusahaan raksasa seperti Microsoft, kemudian memamerkannya di dunia maya sehingga mereka jadi terkenal.
(asj/asj)