News Corp, perusahaan media pemilik The Wall Street Journal, mengklaim jadi korban serangan siber pada Januari 2022 lalu.
Hal ini diungkap dalam laporannya ke Securities and Exchange Commission (SEC). Mandiant, perusahaan konsultan keamanan yang menginvestigasi laporan tersebut, menyebut serangan siber itu bertujuan untuk mengumpulkan informasi bagi pemerintah China, yang dikatakan oleh David Wong, VP Mandiant.
News Corp menemukan serangan yang terjadi pada Januari tersebut mengarah ke sistem berbasis cloud mereka, mereka menyebut serangannya berbentuk 'persistent cyberattack activity'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam analisis awal disebutkan kalau serangan siber ini dikaitkan oleh pemerintahan negara asing, dan ada data yang dicuri dalam serangan tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (6/2/2022).
Namun mereka menyebut data yang dicuri itu bukanlah data finansial dan dana konsumen. Data yang dicuri itu salah satunya adalah dokumen-dokumen milik para jurnalis mereka.
Selain Wall Street Journal, News Corp adalah pemilik dari New York Post dan Dow Jones. Namun mereka tak mengungkap berapa banyak data karyawannya yang terdampak dari serangan siber ini.
Sebelumnya, Wall Street Journal juga pernah menjadi target serangan hacker China, yaitu pada Januari 2013. Saat itu serangan siber yang menyusup ke sistem komputer mereka disebut terjadi untuk memantau para wartawan Wall Street Journal yang bertugas di China.
Hal serupa juga terjadi pada waktu yang hampir sama, yaitu pada Januari 2013, terhadap New York Times, yang jaringan komputernya disusupi oleh hacker China.
(asj/asj)