Ubisoft mengkonfirmasi serangan siber terhadap infrastruktur IT-nya, dan game mereka yang menjadi target adalah salah satu game terpopulernya, yaitu Just Dance, yang sejak dirilis pada 2009 sudah terjual jutaan kopi.
Menurut Ubisoft, insiden tersebut terjadi karena ada pengaturan yang salah pada sistemnya. Mereka pun tak mengungkap berapa banyak korban yang datanya tercuri dari serangan ini.
"Setelah teridentifikasi (kesalahannya), langsung diperbaiki, namun hal ini membuat orang tak bertanggung jawab bisa mengakses dan mengkopi beberapa data pribadi pemain," jelas Ubisoft dalam keterangannya.
Namun mereka menjanjikan data yang bocor ini bukanlah data-data yang sangat pribadi. Melainkan terbatas pada data-data dalam game, seperti GamerTags, ID profil, dan Device ID.
"Video Just Dance yang direkam dan diunggah untuk dibagikan ke publik serta profil komunitas in-game serta bisa juga profil media sosial anda (ikut bocor). Investigasi kami tak menunjukkan adanya informasi akun Ubisoft bocor akibat insiden ini," jelas mereka.
Para pemain Just Dance yang terdampak dari kebocoran ini akan menerima email dari Ubisoft dan mendapat informasi lebih lanjut dari tim support mereka. Para pemain pun diajak untuk menyalakan otentikasi dua tahap dan mengganti semua passwordnya.
Ubisoft menjanjikan sudah mengambil semua langkah proaktif untuk mengamankan infrastrukturnya dari serangan siber di masa yang akan datang, demikian dikutip detikINET dari Zdnet.
Sebelumnya, Ubisoft baru ditinggal banyak pegawainya, tepatnya selama 18 bulan ke belakang. Penyebabnya adalah gaji yang terlalu kecil, disfungsi organisasi, dan skandal yang terus berdatangan.
Para karyawan Ubisoft menyebut kejadian ini sebagai 'eksodus besar' dan menjelaskan kalau mereka kehilangan banyak sumber daya manusia untuk menggarap game.
Beberapa ratus karyawan dan mantan karyawan mereka pun kemudian menandatangani surat terbuka pada awal 2021 untuk mengkritisi Ubisoft, yang dianggap tak mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Data pengguna Ubisoft sebelumnya sudah beberapa kali bocor. Misalnya pada Oktober 2020, sindikat ransomware Egresor menjebol jaringan mereka dan mencuri data -- 20MB di antaranya dibocorkan ke publik, dan Ubisoft tak pernah berkomentar mengenai kebocoran ini.
Pada 2013 server mereka pun pernah jebol. Menurut BBC, 58 juta akun penggunanya jebol dalam peretasan itu.
Simak Video "Video: Japan Airlines Diserang Hacker, Penerbangan Terganggu"
(asj/afr)