Banyak teknologi saat ini bergantung pada algoritma. Hal ini dapat dilihat di media sosial di mana postingan dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita cenderung lebih banyak ditampilkan di bagian atas.
Algoritma semacam ini pun berasumsi kita banyak melakukan interaksi dengannya dan ingin melihat postingan mereka lebih banyak. Selain itu algoritma juga digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan saat berbelanja online.
Semua ini dirancang untuk membuat pengguna medsos menghabiskan lebih banyak waktu atau lebih banyak uang di sebuah platform, tetapi hal ini tampaknya adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh pemerintahan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cyberspace Administration of China (CAC) telah mengumumkan bahwa dalam tiga tahun ke depan mereka ingin membuat aturan tata kelola untuk algoritma yang digunakan perusahaan teknologi untuk menarik pengguna.
Mereka mengatakan bahwa algoritma yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan ini harus menjunjung tinggi nilai-nilai inti sosialisme dan mereka juga harus dikembangkan dengan mempertimbangkan keselamatan dan tanggung jawab.
Pada bulan Agustus lalu CAC sebenarnya telah mengeluarkan draf pedoman di mana beberapa proposal menyarankan bahwa perusahaan tidak boleh menggunakan model algoritma untuk menarik pelanggan agar membelanjakan lebih banyak uang.
China tidak sendirian dalam hal mencoba mengatur algoritma. Pemerintah AS dan Uni Eropa juga telah meminta perusahaan teknologi untuk mengubah algoritma yang mereka gunakan untuk mengatasi masalah berita palsu sebagaimana dilansir detiKINET dari Ubergizmo
(jsn/fyk)