Saat Menolong Sesama Malah Menyusahkan Kita
Hide Ads

Kolom Telematika

Saat Menolong Sesama Malah Menyusahkan Kita

Alfons Tanujaya - detikInet
Senin, 22 Mar 2021 10:02 WIB
Ilustrasi mama minta pulsa
Foto: Andhika Akbaransyah
Jakarta -

Alang Berjawab Tepuk Berbalas. Orang baik akan mendapatkan ganjarannya dan orang jahat akan mendapatkan hukumannya. Demikianlah kata pepatah yang menjadi pedoman banyak netizen ketika menolong orang.

Ketika mendapatkan telepon yang mengaku kasir Indomaret yang salah mengirimkan kode game dan meminta kebaikan hati penerima SMS untuk menginformasikan 6 angka yang barusan diterimanya melalui SMS, banyak netizen yang dengan baik hati memberikan kode dalam bahasa asing (Thailand, China atau India) yang mengandung 6 angka yang tidak dimengertinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Keamanan Siber VaksincomTips Keamanan Siber Vaksincom Foto: Dok. Vaksincom

Alih-alih mendapatkan ganjaran menolong orang dalam kesusahan, penerima SMS yang berbaik hati memberikan 6 angka PIN yang diterimanya malah dongkol dan menjadi repot setengah mati karena kode tersebut rupanya adalah kode OTP untuk mengambil alih akun WhatsApp-nya.

ADVERTISEMENT
Tips Keamanan Siber VaksincomTips Keamanan Siber Vaksincom Foto: Dok. Vaksincom

Bukannya menolong orang mendapatkan ganjaran yang baik. Ini baik hati menolong orang kesusahan, malah akun WhatsApp penolongnya diambil alih.

Lain lagi dengan pengalaman netizen yang berbaik hati melihat informasi sesamanya yang sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan. Dengan ringan tangan netizen lalu memberikan bantuan serta melakukan sharing informasi tersebut. Setelah melakukan hal tersebut, email, wall media sosial dan akun WhatsApp-nya langsung diberondong lebih banyak informasi sesamanya yang membutuhkan bantuan.

Tadinya empati membantu sesama dalam kesusahan dan ketika muncul informasi lain berusaha membantu lebih banyak lagi, namun makin banyak membantu, bukannya berkurang malahan makin banyak lagi informasi permintaan bantuan yang datang dan lama-lama malah menjadi beban. Menimbulkan rasa bersalah karena saking banyaknya yg membutuhkan bantuan tetapi tidak bisa membantu.

Bagaimana cara mengatasinya?

Jangan kapok berbuat baik, dan tetaplah berbuat baik. Jangan karena pernah berbaik hati menolong orang kesusahan lalu anda jadi patah arang dan tidak ingin menolong orang kesusahan lagi. Namun anda perlu membekali diri anda dengan baik dan membentengi diri dari pengambilalihan akun WhatsApp. Vaksincom akan memberikan sedikit tips jitu untuk melindungi akun WhatsApp anda supaya aman terlindung dan tidak bisa dibuka oleh penipu sekalipun berhasil mengambil alih akun WhatsApp anda.

Tips Keamanan Siber VaksincomTips Keamanan Siber Vaksincom Foto: Dok. Vaksincom

Agar diri anda terlindung dari pengambilalihan akun WhatsApp, selain berhati-hati untuk tidak membagikan PIN OTP yang dikirimkan ke SMS anda, anda bisa mengamankan akun WhatsApp dengan mengaktifkan Two Step Verification. Two Step Verification ini bentuknya seperti PIN ATM, anda akan diminta memasukkan PIN secara berkala ketika mengakses WhatsApp supaya selalu mengingat nomor PIN anda.

Tips lain ada di halaman selanjutnya...

PIN juga akan diminta setiap kali WhatsApp berganti perangkat. Jadi andaikan di kemudian hari penipu berhasil mengambil alih akun WhatsApp yang sudah diamankan dengan Two Step Verification, ia tetap tidak akan bisa membuka akun WhatsApp tersebut karena ia harus memasukkan PIN 6 angka Two Step Verification yang hanya diketahui oleh pemilik akun WhatsApp yang bersangkutan.

Namun harap di ingat bahwa PIN Two Step Verification ini harus dibuat SEBELUM akun WhatsApp diambil alih. Dan Vaksincom menyarankan seluruh pengguna WhatsApp untuk mengaktifkan Two Step Verification sebagai pengamanan standar akun WhatsAppnya.

Apa yang dapat anda lakukan jika akun WhatsApp anda yang sudah dilindungi Two Step Verification berhasil diambil alih oleh penipu ? Selama anda menguasai kartu SIM nomor WhatsApp tersebut, anda tinggal menginstal ulang WhatsApp, memasukkan kembali nomor WhatsApp anda dan memasukkan OTP yang akan dikirimkan ke SMS pada kartu SIM yang masih anda kuasai.

Lalu bagaimana menyikapi informasi banjir iklan yang membombardir di media sosial? Jawabannya adalah pemilik akun harus aktif menyetel iklan yang tampil dan mengatur sampai tingkat yang nyaman digunakan.

Sebagai gambaran, jika anda terganggu dengan iklan yang membombardir di Facebook atau Instagram, anda dapat menolak iklan tersebut sehingga tidak sampai mengganggu kenyamanan anda berselancar di dunia maya.

Caranya adalah login ke akun Facebook anda dan masuk ke tautan ini untuk menyetel apa saja iklan yang boleh tampil dan menghilangkan iklan yang terlalu mengganggu kenyamanan anda dengan mengklik [Hide Ads] anda tidak akan melihat iklan yang mengganggu tersebut, namun iklan lain tetap akan muncul menggantikan iklan yang mengganggu ini.

Dengan dua tips simpel di atas, Vaksincom mengharapkan kehidupan digital anda makin aman dan nyaman.

*) Alfons Tanujaya adalah ahli keamanan cyber dari Vaksincom. Dia aktif mendedikasikan waktunya memberikan informasi dan edukasi tentang malware dan cyber security bagi komunitas IT Indonesia.