Banyak Penipuan Bikin Netizen Indonesia Jadi 'Tak Sopan'
Hide Ads

Banyak Penipuan Bikin Netizen Indonesia Jadi 'Tak Sopan'

Tim - detikInet
Kamis, 18 Mar 2021 19:10 WIB
Ilustrasi Penipuan Online
Ilustrasi penipuan. Foto: shutterstock
Jakarta -

Bermacam penipuan menggunakan teknologi seperti yang dialami oleh Ehan Brenda dampaknya tak cuma merugikan si korban, melainkan juga berdampak pada 'kesopanan' netizen Indonesia. Lho, apa hubungannya?

Menurut pakar keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya, kejadian seperti ini menurutnya memang perlu dievaluasi, mengapa bisa terus berulang. Si pelaku menurutnya menggunakan taktik yang relatif sama, yaitu bermain di nominal yang relatif tak besar.

"Penegak hukum juga tidak efisien menghabiskan waktu dan biaya (untuk) menangkap penipu ini," ujar Alfons ketika dihubungi detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bukan berarti penipuan seperti ini tidak perlu diusut, karena menurutnya juga akan berdampak pada hal lain, tak cuma merugikan si korban.

Contoh yang paling dekat adalah hasil penelitian Microsoft dalam 2020 Digital Civility Index (DCI), yang menempatkan netizen Indonesia pada peringkat paling bawah di Asia Tenggara, alias menjadi netizen paling tidak sopan.

ADVERTISEMENT

"Aksi penipuan ini malah pengaruh poinnya besar sekali ke Digital civility index," jelasnya.

Dalam indeks ini, salah satu aspek yang diukur adalah jumlah penipuan yang terjadi di dunia maya. Di mana penipuan di Indonesia sendiri dalam indeks tersebut disebut mengalami peningkatan paling besar, yaitu naik 13%.

"Aksi penipuan yang masif ini dilakukan secara konsisten, masif dan salah satunya menyebabkan digital civility index Indonesia paling jelek di dunia," keluh Alfons.

"Mungkin perlu dipikirkan bagaimana cara yang efektif mencegah hal ini. Seperti hukuman yang lebih berat karena ini sebenarnya mencoreng nama Indonesia," tambahnya.

Tak cuma itu, banyaknya penipuan di dunia maya ini juga berdampak pada dunia pariwisata. Menurut Alfons, orang akan berpikir dua kali untuk berbisnis dengan orang Indonesia yang dianggap tak sopan dan beretika.

Seperti diberitakan sebelumnya, penipuan berkedok telepon dari call center bank masih tetap terjadi. Kali menimpa seorang kreator konten bernama Ehan Brenda, yang mengaku kehilangan ratusan juta rupiah akibat kejadian tersebut.

Ehan menceritakan pengalamannya itu lewat Stories di akun Instagramnya. Kejadian itu diawali dengan panggilan telepon dari nomor 188, yang mengaku dari dari Jenius, produk dari BTPN.




(asj/fay)