NSO Group sudah menepis keterlibatannya dalam serangan WhatsApp. "Dalam keadaan seperti apapun tak mungkin NSO terlibat dalam operasi ataupun mengidentifikasi target menggunakan teknologinya, yang hanya dioperasikan oleh badan intelijen atau penegak hukum (dari sebuah negara)," tulis NSO Group dalam pernyataannya.
WhatsApp sendiri sudah menambal celah keamanan yang memungkinkan Pegasus menyusup lewat video call. Namun demikian, tentu Pegasus bisa dipercanggih lagi. Maka walaupun sudah ada penjelasan dari NSO Group, Facebook pun melancarkan gugatan pada beberapa waktu silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Facebook melakukan investigasi bersama Citizen Lab, sebuah kelompok pemantau independen yang pertama menyadari adanya celah keamanan WhatsApp yang bisa dieksploitasi ini. Terungkap bahwa setidaknya ada 1.400 orang yang menjadi target dalam serangan oleh Pegasus tersebut.
Dalam gugatannya, Pegasus disebut mempunyai kemampuan mata-mata dalam tiga level. Yaitu data ekstraksi, pemantauan pasif, dan pengumpulan data secara aktif.
Baca juga: Ini Dia Cara WhatsApp Kurangi Hoax |
"Pegasus didesain, salah satu bagiannya, untuk mengintersepsi komunikasi yang dikirim dan diterima dari perangkat, termasuk komunikasi melalui iMessage, Skype, Telegram, WeChat, Facebook Messenger, WhatsApp, dan lainnya," tulis WhatsApp dalam keterangannya.
Ini berarti sebenarnya Pegasus tak cuma menginfeksi WhatsApp, melainkan juga bermacam aplikasi pengiriman pesan populer lain. Tak cuma itu, Pegasus pun bisa menyusup tanpa jejak, dengan konsumsi baterai yang minimal agar tak menimbulkan kecurigaan.
Sejauh ini, belum ada keputusan pengadilan soal apakah NSO Group bersalah atau tidak. Yang pasti, mereka telah menciptakan spyware yang menakutkan.