Play Protect Blokir 1,9 Miliar Malware Android Selama 2019
Hide Ads

Play Protect Blokir 1,9 Miliar Malware Android Selama 2019

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Kamis, 13 Feb 2020 15:49 WIB
SAN FRANCISCO, CA - MAY 15:  Attendees visit the Android booth during the Google I/O developers conference at the Moscone Center on May 15, 2013 in San Francisco, California. Thousands are expected to attend the 2013 Google I/O developers conference that runs through May 17. At the close of the markets today Google shares were at all-time record high at $916 a share, up 3.3 percent.  (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)
Foto: Justin Sullivan/Getty Images
Jakarta -

Google mengklaim Play Protect -- sistem perlindungan malware Android -- memblokir 1,9 miliar malware di Android yang berasal dari aplikasi non Play Store.

Aplikasi non Play Store ini maksudnya adalah aplikasi yang diinstal dari pihak ketiga. Angka 1,9 miliar malware ini meningkat dari 1,6 miliar yang tercatat selama 2017 dan 2018.

Meningkatnya jumlah malware yang diblokir ini bisa berarti dua hal. Pertama adalah Play Protect menjadi lebih baik dalam mendeteksi dan memblokir malware sebelum bisa menyusup ke dalam sistem Android.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua adalah lebih banyak pengguna Android yang menginstal aplikasi dari luar Play Store, baik disengaja maupun tak disengaja, demikian dikutip detikINET dari Zdnet, Kamis (13/2/2020).

Play Protect sendiri baru tersedia untuk pengguna Android sejak tiga tahun lalu, tepatnya dari Mei 2017. Sebelum ada Play Protect, lebih banyak pengguna Android yang terkena malware karena menginstal aplikasi dari tempat yang tak aman, seperti app store pihak ketiga, situs porno, situs judi online, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Untuk memerangi malware di Android inilah Google kemudian merilis Play Protect, dan fitur ini sudah terpasang langsung pada semua ponsel Android. Saat ini Play Protect sebenarnya punya banyak fungsi, namun bisa dibilang Play Protect adalah program antivirus bawaan perangkat Android resmi yang mendapat sertifikasi untuk menjalankan OS milik Google tersebut.

Play Protect bakal memindai semua aplikasi yang terpasang di ponsel secara reguler, tujuannya untuk memastikan tak ada malware yang menyusup dalam pembaruan aplikasi. Lalu ia juga akan memindai aplikasi yang bakal dipasang oleh penggunanya, baik dari Play Store ataupun bukan.

Pada 2017 Google menyebut Play Protect memindai 50 miliar aplikasi setiap harinya. Pada November 2018 Google memberikan pembaruan besar untuk Play Protect, yaitu menambah databasenya dengan sampel malware.

Sampel ini bisa didapat dengan memindai bermacam situs di internet untuk mencari APK (aplikasi Android) secara terus-menerus. Jadi Play Protect tak menunggu ada malware yang mampir ke dalam ponsel penggunanya.




(asj/asj)