Pada akhir tahun, film terbaru dan sekaligus menjadi sekuel terakhir dari trilogi ini, telah menarik perhatian para pelaku kejahatan cyber bahkan sebelum pemutaran perdananya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sering melanggar hak cipta, streaming online, torrent, dan metode distribusi digital lainnya tetap populer sebagai sumber konten gratis. Perlu kalian ketahui, pelacak-torrent dan platform streaming ilegal menimbulkan ancaman keamanan karena mereka dapat melakukan host file berbahaya, menyamar di balik nama rekaman dan file film.
Mengingat kecenderungan ini, Kaspersky mempelajari bagaimana Star Wars telah disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan cyber untuk menipu para penggemarnya.
Antusiasme masyarakat pada Star Wars: The Rise of Skywalker yang tayang perdana pada 19 Desember ini sudah menarik perhatian para pelaku kejahatan cyber. Peneliti Kaspersky menemukan, ada lebih dari 30 situs web palsu dan profil media sosial yang menyamar sebagai akun film resmi. Jumlah sebenarnya dari situs-situs ini mungkin jauh lebih tinggi.
Situs web ini mengumpulkan data kartu kredit pengguna yang tidak waspada, dengan dalih syarat pendaftaran di portal. Domain situs web yang digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan menyebarkan file berbahaya biasanya menyalin nama resmi film dan memberikan deskripsi menyeluruh serta konten pendukung lainnya, sehingga memperdaya pengguna untuk meyakini bahwa situs web tersebut berhubungan dengan film resmi.
Praktik yang disebut black SEO ini, memungkinkan para pelaku kejahatan cyber mempromosikan situs-situs phishing dan menempatkannya di urutan paling atas dalam hasil pencarian internet.
Pelaku kejahatan juga mengatur Twitter dan akun media sosial lainnya, sebagai tempat mendistribusikan tautan ke konten. Selain itu, ada juga file berbahaya yang dibagikan di torrent. Sejauh ini, ada 83 pengguna terinfeksi oleh 65 file berbahaya yang menyamar sebagai copy film Star Wars.
![]() |
![]() |
Pada 2019, Kaspersky mendeteksi 285.103 upaya untuk menginfeksi 37.772 pengguna yang ingin menonton sekuel terakhir dari film bertema galaksi yang terkenal ini. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun lalu.
Jumlah file unik yang digunakan untuk menargetkan pengguna berjumlah 11.499 dan ini menurun sebesar 30% pada tahun lalu. Data menunjukkan, bahkan setelah bertahun-tahun pemutaran perdana filmnya, sejumlah besar pengguna masih berusaha mengunduh file berbahaya dengan harapan dapat menonton petualangan Star Wars secara gratis.
![]() |
"Sudah menjadi hal yang wajar bagi para pelaku penipuan dan kejahatan cyber untuk memanfaatkan topik-topik populer dan Star Wars adalah kesempatan baik untuk skenario semacam itu. Maka para penggemar film harus tetap berhati-hati setiap saat," kata peneliti keamanan Kaspersky, Tatiana Sidorina.
"Kami menyarankan pengguna untuk tidak jatuh pada skema penipuan seperti itu dan sebaliknya menikmati akhir dari saga Star Wars di bioskop saja," sambungnya.
Untuk menghindari menjadi korban program berbahaya yang menyamar menjadi film atau acara TV populer, Kaspersky merekomendasikan untuk mengambil langkah-langkah berikut:
Perhatikan tanggal rilis film di bioskop, pada layanan streaming, TV, DVD, atau sumber resmi lainnya
Jangan mengklik tautan mencurigakan, seperti yang menjanjikan ringkasan awal film baru, memeriksa tanggal rilis film di bioskop dan melacaknya.
Lihatlah ekstensi file yang diunduh. Bahkan jika akan mengunduh file video dari sumber yang menurut kalian terpercaya. File tersebut harus memiliki ekstensi .avi, .mkv, atau .mp4, dan bukanlah .exe
Periksa keaslian web. Cek ulang format URL atau ejaan nama perusahaan, baca ulasan dan periksa data pendaftaran domain sebelum memulai unduhan.
Gunakan solusi keamanan yang andal, seperti Kaspersky Security Cloud untuk
perlindungan komprehensif dari berbagai ancaman.
(rns/rns)