Will Catchart, Head of WhatsApp mengatakan targetnya adalah data penting di ponsel korban. WhatsApp dibobol untuk dijadikan jalan masuk dari kode-kode jahat ke ponsel korban.
"User akan menerima apa yang kelihatannya video call, tapi ini bukan panggilan normal," kata Will Catchart.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pegasus hanya butuh nomor ponsel korban untuk mengirimkan kode-kode jahat. Tak cuma itu, Pegasus pun bisa menyusup tanpa jejak, dengan konsumsi baterai yang minimal agar tak menimbulkan kecurigaan.
"(Pegasus) tak meninggalkan jejak, konsumsi baterai, memori dan penggunaan data yang minimal, serta mempunyai opsi untuk menghapus diri sendiri yang bisa digunakan setiap saat," tambah pihak WhatsApp.
Nah masalahnya, salah satu korban yang merupakan aktivis politik Rwanda bernama Faustin Rukundo mengatakan spyware Pegasus masuk lewat WhatsApp call, bukan WhatsApp video call. Namun belum ada penjelasan lebih jauh dari WhatsApp apakah spyware Pegasus menyerang lewat WhatsApp call juga.
Alfons Tanujaya, ahli keamanan cyber dari Vaksincom ketika menanggapi serangan tersebut belum lama ini kepada detikINET mengatakan masyarakat umum jangan langsung panik. Sasaran utamanya adalah tokoh tertentu, bukan warga biasa.
"Sasarannya bukan orang awam. Kalau masyarakat awam yang diserang, nggak balik modal. Tools-nya mahal sekali dan hanya untuk kalangan terbatas," ujarnya.
(afr/afr)