Disampaikan Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna, Simjacker tersebut melakukan eksploitasi serangan dengan menggunakan binary SMS. Hanya yang menggunakan fitur dari S@T Browser yang vulnerable.
"Secara keseluruhan, operator seluler di Indonesia sudah tidak menggunakan fitur dari S@T Browser, sehingga aman," ungkap Ketut kepada detikINET.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hanya dengan SMS, Ponsel Bisa Dibajak Hacker |
"Bagi yang masih menggunakan fitur S@T Browser, informasi yang kami terima sudah dilakukan blokir terhadap binary SMS," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, kerentanan SIM Card ini ditemukan oleh perusahaan keamanan AdaptiveMobile Security. Adapun celah tersebut disebut dengan Simjacker yang memungkinkan hacker dapat memata-matai perangkat korban.
Simjacker ini memberi pintu bagi hacker untuk menyerang secara individual calon korbannya dengan mengirimkan SMS. SMS yang dimaksud bukan yang biasa kita pakai, melainkan berisikan kode-kode khusus untuk mengendalikan ponsel pengguna.
SMS tersebut memanfaatkan celah S@T Browser yang terdapat di SIM Card. Adapun S@T Browser bukan fitur umum, tetapi fitur yang hanya diketahui oleh operator seluler yang berfungsi menjalankan perintah, seperti menampilkan pop up, memutar nada, menjalankan browser, dan lainnya.
AdaptiveMobile Security menjelaskan bahwa celah keamanan SIM Card tersebut berpotensi menjangkit lebih dari 1 miliar SIM Card yang tersebar di 30 negara, seperti di Amerika, Afrika Barat, Eropa, Timur Tengah, negara yang konsumennya memakai SIM Card.
(agt/fay)