Serangan hacker yang dimaksud adalah kiriman email dengan berbagai attachment berisi malware. Email tersebut menyaru dan terlihat seperti email yang dikirimkan oleh State Department alias Kementerian Luar Negeri AS.
Attachment yang mengandung malware itu berupa berkas Excel yang berisi macro malicious dan terlihat dibuat oleh State Department. Saat berkas tersebut dibuka, si hacker bakal bisa mengontrol komputer yang dipakai untuk membuka itu secara penuh, yaitu melalui TeamViewer, aplikasi populer untuk mengontrol PC secara remote.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedutaan AS yang menjadi target antara lain berada di negara seperti Italia, Nepal, Bermuda, Lebanon, Kenya, dan lainnya. Demikian dikutip detikINET dari Ubergizmo, Selasa (23/4/2019).
"Mereka sepertinya adalah pegawai pemerintah yang sengaja dipilih dari sejumlah daftar pihak berwajib," tulis Check Point Research dalam laporannya.
Sulit untuk mengetahui motif di balik serangan cyber ini, terutama kaitannya dengan motif geopolitik, pasalnya hacker ini juga menyerang sejumlah pegawai kantor pemerintahan lain. Jadi bisa saja kalau tak ada negara lain di balik serangan ini, melainkan hacker dengan motivasi finansial saja.
(asj/krs)