Informasi ini ditemukan oleh Insikt Group dari Recorded Future, di mana pada tanggal 1 Juni mereka menemukan ada seseorang yang menjual dokumen militer di deep web (situs dalam). Orang tersebut dilaporkan baru saja mendaftarkan akun di forum hacker dan mempublikasikan screen shot terhadap apa yang ia dapat.
Dan berdasarkan hasil investigasi selama beberapa minggu, analis dapat menyimpulkan bahwa dokumen tersebut merupakan dokumen yang sah. Dokumen ini didapat dengan memasuki akses router Netgear yang terletak di Creech Air Force Base melalui FTP, dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (13/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sukses mendapatkan akses ke router, hacker pun bisa menyusup ke komputer kapten dan mencuri cache dokumen yang sensitif. Dokumen yang dimaksud termasuk buku perawatan dan daftar petugas yang ditugaskan ke markas unit perawatan Reaper.
Menurut Recorded Future, bila dokumen tersebut jatuh ke tangan yang salah, maka bisa memberikan musuh kemampuan untuk meninjau kemampuan teknis dan kelemahan di salah satu pesawat tercanggih AS, salah satunya adalah pesawat tanpa awak atau drone MQ-9 Reaper.
MQ-9 Reaper bisa dioperasikan secara otomatis dan remote. Drone tersebut digadang menjadi drone paling mematikan di AS yang pernah dibuat. MQ-9 sendiri saat ini dipakai oleh Pentagon, Department of Homeland Security, CIA, dan NASA.
Peretasan tersebut sempat membuat pihak militer bingung. Pasalnya komputer kapten yang terkena retas sudah menyelesaikan uji keamanan siber di bulan Februari lalu dan seharusnya sudah aman dari segala macam akses ilegal.
Setelah dokumen Reaper didapatkan, hacker pun menjual dokumen lain yang diduga didapat dari militer AS atau pentagon. Untuk dokumen Reaper tadi dijual dengan harga USD 200 (Rp 4 juta). Belum diketahui tindakan apa yang akan dilakukan otoritas mengenai kasus ini. (jsn/fyk)