Software buatan Kaspersky itu kabarnya bisa digunakan seperti mesin pencari -- semacam Google -- bagi para hacker Rusia, yang kabarnya bisa memanfaatkannya untuk mencari informasi sensitif, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Rabu (11/10/2017).
Hal ini pertama diketahui oleh intelijen Israel saat mereka membongkar sistem Kaspersky pada 2014, yang kemudian menemukan sebuah exploit pada sistemnya itu. Mereka pun kemudian melaporkan hal ini ke badan intelijen AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak terungkapnya hal itu, pemerintah AS langsung melarang penggunaan software antivirus buatan Kaspersky di setiap komputernya. Pihak Kaspersky sendiri masih bersikukuh pada pernyataan awalnya, yaitu mereka tak pernah membantu negara manapun dalam hal spionase cyber.
"Kaspersky lab tak pernah dan tak akan pernah membantu pemerintahan manapun di dunia dalam hal percobaan spionase cyber," tulis Kaspersky dalam pernyataannya. agaknya tetap menilai lebih baik lulus sarjana ketimbang tidak. (asj/fyk)