Survei: 35% Netizen Indonesia Ogah Ganti Password
Hide Ads

Survei: 35% Netizen Indonesia Ogah Ganti Password

Yudhianto - detikInet
Sabtu, 01 Apr 2017 09:10 WIB
Foto: Pawel Kopczynski/REUTERS
Jakarta - Meski pun telah diperingati soal ancaman pembobolan data, sepertiga pengguna internet di Indonesia malas mengganti password.

Hal tersebut tertuang dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan antivirus Avast. Dengan melibatkan setidaknya 700 netizen di Tanah Air, survei tersebut mendapati kalau 47,1% responden menjadikan email sebagai layanan online paling penting yang mendukung aktivitasnya, disusul Facebook dengan persentase 29,5%.

Namun anggapan pentingnya layanan email ternyata tak diikuti oleh tanggung jawab pengguna itu sendiri dalam menjaga password yang digunakan. Pasalnya dalam survei tersebut terungkap jika 35% responden enggan melakukan penggantian password, meski ketika mereka tahu adanya ancaman pembobolan data yang mengintai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, tercatat sebesar 66,3% netizen langsung melakukan penggantian password ketika mengetahui akun online yang digunakannya mengalami peretasan. Sayangnya tindakan tersebut hanya dilakukan pada akun yang diretas, sementara akun lainnya yang mungkin punya kredensial yang sama tetap dibiarkan.

Menurut Avast, hal semacam ini mengkhawatirkan karena penjahat cyber sering menggunakan informasi yang didapatnya melalui pembobolan data ke akun lain. Dengan harapan akun lain tersebut menggunakan kata sandi yang sama.

Survei: 35% Netizen Indonesia Ogah Ganti PasswordFoto: GettyImages

Avast pun mendapati dua dari lima pengguna di Indonesia (42.9%) tidak yakin mengenai akan keamanan data pribadi mereka. Sayangnya hanya 3.2% dari responden yang menggunakan password manager untuk melindungi akun mereka.

Padahal password manager dapat membantu netizen karena mampu merekomendasikan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun. Serta memberikan kemudahan penggantian password secara rutin.

Lebih lanjut, Avast juga mengungkap 97,6% netizen Indonesia yang mengklaim telah menyimpan informasi berharga pada akun online miliknya. Bahkan informasi berharga yang dimaksud nilainya bisa mencapai USD 100 bahkan lebih.

Berikut daftar layanan online yang digunakan netizen Indonesia, yang di dalamnya bisa tersimpan informasi berharga senilai USD $100 atau lebih, hasil survei Avast:

- Amazon (62.5%)
- LinkedIn (48.2%)
- Dropbox atau akun penyimpanan cloud lainnya (43.9)
- WhatsApp atau layanan mengirim mengirim pesan lainnya (41%)
- Email (35.3%)
- Snapchat (34.8%)
- Twitter (34.6%)
- Facebook (33%) (yud/afr)