Open Source Bisa Optimalkan Smart City
Hide Ads

Open Source Bisa Optimalkan Smart City

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Jumat, 16 Des 2016 18:25 WIB
Foto: Anggoro Suryo Jati/detikINET
Jakarta - Ada satu hal yang dianggap bisa mengoptimalkan penerapan internet of things (IoT) di smart city, yaitu penggunaan software open source. Begini penjelasannya.

Sifat dasar software open source adalah terbuka bagi siapa pun untuk melakukan modifikasi sesuai kebutuhan masing-masing. Dan hal ini mengubah software sesuai dengan kebutuhan dan yang ingin diterapkan di tiap kota yang berbeda.

Ditambah lagi, penggunaan software open source akan membuat penerapan IoT akan lebih memakan biaya yang lebih rendah. Dijelaskan oleh Country Managing Director Red Hat, Rully Moulany, penggunaan software proprietary yang source code-nya tertutup akan membuat biaya sangat tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita bicara digital, seharusnya biaya menurun. Namun jika sesuatu yang masif menggunakan proprietary, biayanya akan sangat mahal. Dengan biaya berapa pun tak akan cukup," pungkas Rully.

Penerapan IoT di smart city sendiri menurut Rully adalah sesuatu yang masif. Menurutnya tak mungkin penerapannya itu hanya menanam satu sensor di satu tempat, melainkan harus sangat banyak dan diletakkan di banyak tempat.

"Smart city ini membutuhkan sistem yang masif, juga membutuhkan perangkat yang mumpuni untuk menangani data sebanyak itu," ujarnya saat diwawancara detikINET di Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Red Hat sendiri secara tidak langsung memang berperan terhadap pengembangan Jakarta Smart City, melalui sejumlah partner bisnisnya yang menggunakan software buatan satu-satunya penyedia software enterprise open source yang mempunyai kantor di Indonesia ini.

Rully sendiri mengakui, penerapan software open source ini masih mempunyai sejumlah hambatan. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan banyak pihak soal software jenis ini.

"Banyak yang beranggapan open source nggak ada support-nya, harus main di forum buat dapat jawaban. Juga masih ada yang menganggap kalau software ini 100% gratis," tambah Rully.

Anggapan inilah yang menurut Rully harus diubah. Jika menggunakan produk open source kelas enterprise seperti Red Hat, tentu akan mendapat dukungan teknis dari pihak penyedianya. (asj/rou)