Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Metode Hacker Pembobol Rp 1 Triliun Masih Misteri

Metode Hacker Pembobol Rp 1 Triliun Masih Misteri


Fino Yurio Kristo - detikInet

Foto: GettyImages
Jakarta - Uang senilai USD 81 juta atau sekitar Rp 1 triliun ditransfer dari rekening bank sentral Bangladesh. Namun bukan bank itu yang melakukannya melainkan para hacker. Bagaimana mereka melakukannya, masih jadi misteri.

Para hacker yang belum tertangkap itu bahkan bisa saja mencuri uang selangit dari bank sentral Bangladesh, senilai USD 951 juta. Tapi kesalahan kecil berupa typo dari yang seharusnya foundation jadi fandation saat menulis rekening penerima, membuat transaksi dibatalkan. Namun mereka sudah berhasil menggondol uang USD 81 juta itu.

Pakar keamanan menilai, para hacker memiliki pengetahuan mendalam pada bank sentral Bangladesh. Mereka mungkin memata-matai para karyawan bank. Intinya, mereka berhasil membuat permintaan transfer yang seolah-olah resmi dari bank sentral Bangladesh, keΒ  Federal Reserve Bank of New York, tempat di mana bank sentral Bangladesh menyimpan uangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian permintaan transfer itu disetujui oleh Federal Reserve sehingga mereka disalahkan oleh bank sentral Bangladesh karena tak melakukan pencegahan. Federal Reserve membela diri bahwa permintaan transfer benar benar terlihat asli dari bank sentral Bangladesh, yang dilakukan dan diotentifikasi melalui plaform finansial Swift.

Swift ini adalah hasil kerja sama bank untuk pemrosesan permintaan transfer. Ada kecurigaan kalau hacker ini telah membobol sistem Swift sehingga bisa melakukan aksinya tanpa ketahuan. Penyelidikan terbaru dari perusahaan keamanan Inggris BAE Systems menguatkan dugaan tersebut meski belum diketahui bagaimana si hacker bisa melakukannya.

Untuk memuluskan aksi ini, sang penjahat cyber terlebih dahulu harus mengumpulkan informasi soal prosedur bank sentral Bangladesh melakukan transfer. Besar kemungkinan mereka juga memata matai karyawan bank bersangkutan untuk memahami operasional bank itu.

Dikutip detikINET dari Reuters, metode lain yang mungkin digunakan adalah sociel engineering, di mana pelaku memanipulasi karyawan yang memproses transfer. Mungkin mereka berhasil membobol akun email karyawan itu dan melakukan transfer.

Pencurian sebesar USD 81 juta oleh hacker ini termasuk yang terbesar dalam sejarah perbankan. Sekaligus membuktikan hacker makin gencar menyerang bank sehingga mereka harus terus memperketat keamanan. (fyk/ash)
TAGS





Hide Ads