Pihak berwajib di Rusia bulan November 2015 lalu menggerebek kantor milik distributor dan produsen film yang terkait dengan sindikat kejahatan cyber.
Kejadiannya memang sudah terjadi beberapa bulan yang lalu, namun ada hal baru yang terungkap dalam penggerebekan tersebut. Yaitu sebuah malware bernama Dyre tak lagi aktif sejak kantor tersebut digeruduk pihak berwajib.
Dyre adalah program yang dipercaya banyak pihak telah mencuri banyak password dan bertanggung jawab atas kerugian puluhan juta dollar di berbagai bank di Amerika Serikat, dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (10/2/2016).
Peretas menggunakan banyak trik untuk menyusupkan Dyre ke dalam browser milik para nasabah bank. Setelah berhasil, Dyre akan memanipulasi komunikasi antara nasabah dengan ratusan institusi finansial. IBM bahkan menyebut Dyre adalah software pencuri finansial yang paling sering sukses saat menyerang.
Para hacker di Rusia yang menyerang institusi finansial Amerika Serikat biasanya sangat jarang terkena hukuman. Menurut sejumlah pakar keamanan cyber, kasus Dyre ini bisa dibilang menjadi usaha terbesar Rusia dalam menangani masalah keamanan cyber.
Kemudian ada juga sejumlah pakar kejahatan cyber asal Amerika Serikat yang ikut berkomentar soal Dyre. "Kita telah melihat banyak kerusakan yang terjadi dalam beberapa bulan ke belakang, jadi ini adalah aksi penegakan hukum yang sukses," ujar John Miller, pakar keamanan cyber dari iSight Partners.
Namun uniknya, sejumlah pihak berwajib di Rusia, seperti unit cybercrime di Kementerian Dalam Negeri Rusia dan FSB yang merupakan badan intelijen utama di Rusia menolak untuk berkomentar mengenai penggerebekan tersebut. Aksi tutup mulut juga dilakukan oleh Nikolay Volchkov, yang merupakan bos dari perusahaan film yang kantornya digerebek tersebut.
(asj/rou)