Serangan yang dimaksud oleh Steam adalah distributed denial of service (DDoS). Tak cuma sekali, Steam mengaku mereka dibombardir oleh DDoS sebanyak dua gelombang, dikutip detikINET dari Business Insider, Kamis (31/12/2015).
Pasca serangan tersebut, server Steam pun kembali online. Namun masih ada keanehan yang dialami oleh penggunanya, yaitu mereka bisa mengakses akun milik pengguna lain, termasuk melihat daftar pembelian game yang dilakukan, juga sebagian informasi kartu kredit dan data sensitif lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mempertahankan diri dari serangan DoS, Steam menyimpan data pengguna di partner Steam. Namun saat data tersebut di-restore, terjadi kesalahan sehingga banyak data pengguna yang 'mendarat' di tempat yang salah.
Sebelumnya memang ada ancaman dari kelompok hacker bernama 'SkidNP' yang menyebut bahwa mereka akan meng-offline-kan server Steam dan Minecraft selama Natal. Namun akhirnya hanya server Steam yang down, karena layanan Minecraft tetap berjalan seperti biasa.
(asj/ash)