Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
China Diam-diam Masih 'Serang' AS

China Diam-diam Masih 'Serang' AS


Anggoro Suryo Jati - detikInet

Ilustrasi, (gettyimages)
Jakarta - Hacker asal China dikabarkan terlibat dalam aksi peretasan terhadap setidaknya tujuh perusahaan Amerika Serikat (AS). Aksi ini terjadi hanya tiga minggu setelah pemerintah AS dan China menyepakati perjanjian untuk tidak saling menyerang di dunia cyber.

Adalah software buatan CrowdStrike yang berhasil mendeteksi serangan tersebut. Lima serangan dilakukan ke perusahaan teknologi dan dua serangan diarahkan ke perusahaan farmasi. Serangan diketahui terjadi pada 26 September lalu.

Pada 25 September, presiden AS Barrack Obama dan presiden China Xi Jinping telah menyetujui perjanjian yang menegaskan bahwa kedua belah piha tak akan lagi mendukung aksi pencurian data perusahaan antar kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendiri CrowdStrike Dmitri Alperovitch menyebutkan, ia percaya kalau serangan terhadap tujuh perusahaan tersebut dilakukan oleh peretas yang terkait oleh pemerintah China. Hal ini terlihat dari jenis server dan software yang digunakan oleh para peretas.

Salah satu software yang dimaksud oleh Alperovitch adalah Derusbi, yang sebelumnya juga dilaporkan digunakan dalam sebuah serangan perusahaan kontraktor pertahanan di Virginia.

Seperti yang ditulis oleh CrowdStrike di blog-nya, Selasa (20/10/2015). Alperovitch juga menyebut bahwa salah satu peretas yang terlibat dalam aksi tersebut tergabung dalam grup bernama Deep Panda.

Adapun tujuan utama penyerangan tersebut adalah melanggengkan jalan pencurian properti intelektual dan data rahasia perusahaan.

(asj/rns)





Hide Ads