Pemerintah Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia sepakat meminta pengguna komputer agar tidak menggunakan browser Internet Explorer untuk sementara. Untuk mengakses internet, disarankan memakai browser alternatif.
Internet Explorer dianggap berbahaya terkait ditemukannnya celah keamanan yang memungkinkan peretas menyusup ke dalam jaringan sebagai pengguna resmi. Menurut Microsoft ini adalah salah satu cara paling berbahaya yang bisa dilakukan oleh penyusup.
Departemen Keamanan Negara Amerika Serikat menyatakan bahwa celah keamanan itu bisa membuat seluruh sistem terserang. Sedangkan pemerintah Australia menyarankan sebaiknya user menghindari Internet Explorer dan memakai browser lain, misalnya Firefox, Opera atau Chrome.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyerang yang sukses mengeksploitasi celah keamanan ini bisa mengambil alih seluruh sistem yang terkena," demikian pernyataan Microsoft yang detikINET kutip dari Sydney Morning Herald, Selasa (29/4/2014).
Dalam beberapa waktu ke depan Microsoft rencananya akan merilis patch untuk memperbaiki celah ini, tapi sayangnya Windows XP sudah tidak termasuk di dalam update tersebut. Memang Microsoft sudah berhenti mendukung Windows XP dan menyarankan penggunanya upgrade ke Windows yang lebih baru.
"Pengguna Windows XP sudah tidak aman. Ini adalah celah pertama yang tidak akan pernah ditambal pada sistem operasi tersebut," tambah Microsoft
(fyk/ash)