Ancaman krisis global akibat letusan gunung berapi ternyata tidak selalu datang dari gunung yang sudah terkenal. Justru, menurut para ahli, gunung berapi tersembunyi yang jarang dipantau berpotensi memicu dampak paling besar terhadap iklim dan kehidupan manusia.
Peringatan ini disampaikan Mike Cassidy, Associate Professor di School of Geography, Earth and Environmental Sciences, University of Birmingham, Inggris.
"Bencana vulkanik global berikutnya lebih mungkin datang dari gunung berapi yang tampak tidak aktif dan hampir tidak dipantau, dibandingkan dari gunung berapi terkenal seperti Etna atau Yellowstone," ujar Cassidy seperti dikutip dari Live Science.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung berapi yang lama 'tidur' sering kali luput dari pengawasan. Padahal, jika letusannya cukup besar, dampaknya bisa melampaui wilayah lokal dan menjalar ke skala global.
Letusan Gunung Berapi Ubah Iklim
Letusan besar dapat menyemburkan abu dan gas sulfur dioksida ke stratosfer. Gas ini kemudian membentuk aerosol sulfat yang memantulkan sinar Matahari, sehingga suhu Bumi turun sementara selama beberapa bulan hingga tahun. Pendinginan ini berpotensi mengganggu pola hujan, monsun, dan produksi pangan, serta memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
"Sering kali tidak disadari bahwa gunung berapi terpencil pun bisa memainkan peran dalam bencana berskala besar," kata Cassidy.
Menurutnya, banyak gunung berapi di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin masih minim pemantauan, sehingga dunia berisiko menghadapi letusan besar tanpa peringatan dini. Cassidy menegaskan, meningkatkan pemantauan gunung berapi tersembunyi bukan hanya soal keselamatan lokal, tetapi juga kunci menjaga stabilitas iklim dan pangan global.
(rns/afr)