Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Jepang Siapkan Pengolahan Harta Karun Mineral di Laut Dalam

Jepang Siapkan Pengolahan Harta Karun Mineral di Laut Dalam


Rachmatunnisa - detikInet

ilustrasi laut dalam
Ilustrasi laut dalam. Foto: 20Detik
Jakarta -

Jepang bakal mulai menguji pengolahan lumpur kaya rare earth atau logam tanah jarang dari dasar laut dalam sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat ketahanan mineral kritis. Langkah ini sejalan dengan rencana uji coba tambang lumpur di laut dalam yang diperkirakan berlanjut hingga 2027.

Dikutip dari Reuters, Pemerintah Jepang berencana melakukan uji tambang lumpur rare earth dari dasar laut dekat pulau Minamitorishima menggunakan kapal khusus, dengan target mengangkat material dari kedalaman sekitar 6.000 meter. Uji percobaan tersebut dijadwalkan berlangsung dari 11 Januari hingga 14 Februari 2026, dan akan menjadi upaya pertama di dunia untuk terus mengangkat lumpur tersebut ke permukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shoichi Ishii, direktur program platform nasional Cabinet Office untuk pengembangan kelautan inovatif menyebutkan, salah satu misi proyek ini adalah membangun rantai pasok rare earth domestik agar pasokan mineral penting untuk industri lebih stabil, terutama di tengah kontrol ekspor yang ketat dari China sebagai pemasok utama mineral ini.

"Salah satu misi kami adalah membangun rantai pasokan untuk logam tanah jarang yang diproduksi di dalam negeri guna memastikan pasokan mineral yang stabil dan penting bagi industri," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dalam uji awal, tim akan fokus menghubungkan sistem penambangan laut dalam dan mengonfirmasi kemampuan mengangkat hingga sekitar 350 ton lumpur rare earth per hari, sambil memantau dampak lingkungan baik di kapal maupun di dasar laut.

Belum ada target produksi komersial resmi. Namun, jika uji ini berhasil, Jepang berencana melanjutkan uji coba skala penuh pada Februari 2027, termasuk pembangunan fasilitas pengolahan lumpur di Minamitorishima sebelum dibawa ke daratan untuk pemrosesan lebih lanjut.

Pemerintah Jepang telah mengalokasikan dana besar untuk proyek ini sebagai bagian dari program inovasi strategis, dengan anggaran tambahan sekitar 16,4 miliar yen untuk tahapan pengembangan fasilitas pengolahan, kapal transportasi, serta logistik terkait.

Upaya ini dilihat sebagai langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan rare earth dari luar negeri, sekaligus memperkuat posisi Jepang dalam rantai pasok mineral kritis global.




(rns/asj)





Hide Ads