Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kenapa Kalau Orang Ketawa Kita Ikutan Ketawa?

Kenapa Kalau Orang Ketawa Kita Ikutan Ketawa?


Aisyah Kamaliah - detikInet

Girlfriends using Smartphone in Coffeeshop
Mengapa tertawa itu menular? Foto: Istock
Jakarta -

Kalau nonton video orang ketawa di Reels, TikTok, atau YouTube Short, pasti jadi pengin ikutan ketawa. Atau misalnya, mama kamu tertawa ngakak, dan kamu jadi ikutan ketawa, padahal kamu belum tahu sebabnya apa.

Sebenarnya, kenapa ketawa itu menular?

"Apakah tertawa itu menular? Sebenarnya, semua emosi itu menular. Kita semua dirancang untuk merasakan emosi orang lain," kata Dr Sandi Mann, anggota British Psychological Society kepada IFLScience.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tertawa adalah bagian dari evolusi kita, dan sesuatu yang kita miliki bersama mamalia lain. Sudah terbukti bahwa kerA (kerabat terdekat kita) tertawa dengan cara yang sangat mirip manusia.

Penelitian terbaru bahkan menemukan bahwa kera mungkin memiliki selera humor dan suka saling menggoda. Sebuah tinjauan tahun 2021 menyimpulkan bahwa 65 spesies hewan yang berbeda menunjukkan bukti 'vokalisasi bermain' yang meniru tawa manusia saat bersenang-senang, sebagian besar mamalia tetapi ada beberapa burung juga.

Faktanya, tawa adalah bagian mendasar dari apa artinya menjadi manusia sehingga melampaui bahasa dan budaya. Tidak ada satu pun komunitas manusia di Bumi yang kita ketahui yang tidak tertawa.

Selain itu, mengapa tertawa itu menular dikarenakan berbagi emosi adalah integral untuk ikatan sosial. Sebuah makalah tahun 2022 dari Profesor Emeritus Psikologi Evolusioner University of Oxford, Robin Dunbar, mengeksplorasi hal ini lebih lanjut.

"Saya berpendapat bahwa, ketika hominin perlu meningkatkan ukuran kelompok mereka melebihi batas yang dapat dipersatukan melalui perawatan diri, mereka memanfaatkan tawa... sebagai bentuk paduan suara untuk mengisi kekosongan," tulis Dunbar.

Perawatan diri atau grooming meningkatkan produksi endorfin di otak. Pembawa pesan kimia ini meredakan rasa sakit dan umumnya membuat kita merasa nyaman. Dunbar merinci beberapa bukti bahwa tawa memiliki efek serupa, dengan manfaat tambahan tidak perlu makan waktu lama seperti merawat diri. Oleh karena itu, manusia tertawa bersama sepanjang waktu.

Ledakan endorfin juga membantu kita menghilangkan stres. Ketika sekelompok orang berbagi situasi tegang, Dr Mann mengatakan humor dapat membantu meredakan hal itu serta memperkuat ikatan di antara mereka.

"Terkadang kita hanya perlu tersenyum, tertawa, bersenang-senang untuk menghilangkan stres," ungkapnya.

Kamu mungkin pernah mendengar orang berbicara tentang menggunakan 'humor gelap' sebagai strategi mengatasi stres. Hal ini umum di kalangan mereka yang pekerjaannya secara teratur membuat mereka terpapar pada skenario yang menyedihkan.

"Personel layanan medis dan darurat sangat mungkin menggunakan humor untuk melawan efek menghadapi situasi stres dan ini berkontribusi pada ketahanan seseorang dalam menghadapi situasi stres," tulis Sarah Christopher, yang saat itu merupakan dosen senior praktik paramedis di Sheffield Hallam University, dalam sebuah makalah tahun 2015.

Seperti yang dijelaskan Christopher, hal ini benar bahkan dalam bab-bab tergelap sejarah manusia, hal-hal yang kebanyakan orang tidak berani jadikan lelucon. Makalah tersebut mencakup sejumlah contoh penyintas Holocaust yang menjelaskan bagaimana humor membantu mereka menjaga moral mereka.

Dalam skenario medis, bukan hanya staf tetapi juga pasien yang dapat memperoleh manfaat dari tawa. Seperti yang telah disebutkan di atas, tawa memiliki kekuatan untuk meredakan rasa sakit dan stres.




(ask/ask)







Hide Ads
LIVE